Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petisi Tolak Budi Gunawan sebagai Kapolri Mencapai 22.000 Tanda Tangan

Kompas.com - 15/01/2015, 09:28 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho mengatakan, hingga saat ini petisi yang mendorong Presiden Jokowi membatalkan pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polri sudah mencapai 22.000 tanda tangan. Petisi tersebut digagas Emerson melalui situs change.org dengan judul "Jokowi, Jangan Menutup Mata Dalam Memilih Calon Kapolri".

"Mendesak Jokowi batalkan pencalonan tersangka kasus korupsi Budi Gunawan sebagai Kapolri. Saat ini sudah lebih 22.000 tanda tangan petisi," ujar Emerson melalui siaran pers, Kamis (15/1/2015).

Dalam petisi tersebut, Emerson menyampaikan adanya kerisauan publik mengenai nama-nama calon kapolri yang diduga memiliki rekening gendut. Menurut dia, Presiden Jokowi perlu melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dalam memberi masukan mengenai rekam jejak para calon kepala Kepolisian RI. Demi mendorong KPK agar mengusut tuntas dugaan rekening gendut Budi Gunawan, rencananya sejumlah aktivis dan seniman akan melakukan aksi di lobi Gedung KPK siang ini pukul 11.00 WIB.

"Ayo dukung KPK usut rekening gendut calon Kapolri. Kita akan aksi dengan kawan-kawan LSM, seniman, dan tokoh masyarakat hari ini," katanya.

Dalam aksi ini, para peserta aksi mengenakan pakaian berwarna hitam beserta penutup mata dari kain yang juga berwarna hitam. Aksi "tutup mata" ini sebelumnya telah dicanangkan ICW dengan mengajak masyarakat untuk mengunggah foto mereka yang menutup matanya dengan kain hitam bertuliskan "Kapolri".

"Buat ikat mata warna hitam bertuliskan 'Kapolri' warna putih, lalu gunakan plus foto dan share ke semua jaringan atau kolega atau diunggah ke media sosial," kata Emerson.

Selain itu, ICW juga mengajak masyarakat yang mengkritik Presiden Jokowi atas penunjukan Budi Gunawan dengan memasang gambar "Jokowi Tutup Mata" di media sosial. Gambar tersebut merupakan karikatur Presiden Jokowi yang matanya ditutup dengan kain hitam. Di atas kain hitam tersebut terdapat tulisan "Kapolri".

Emerson mengatakan, gambar tersebut menunjukkan bahwa Presiden Jokowi telah menutup mata saat menunjuk Budi sebagai calon tunggal kapolri. Gambar tersebut, kata Emerson, dapat dijadikan sebagai foto tampilan di sejumlah akun media sosial, seperti BlackBerry Messenger, WhatsApp, dan Twitter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com