Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Lampu Sepeda Motor Ojek Jadi Petunjuk Pendaratan Pesawat

Kompas.com - 11/01/2015, 09:06 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – “Kalau di Jakarta aja gini, gimana di daerah lain ya?". Pertanyaan itu terlontar secara tiba-tiba dari mulut salah satu rekan saya saat tiba di Landasan Udara Pondok Cabe, Ciputat, Jakarta, Jumat (9/1/2015) malam. Sudah sepuluh hari terakhir, saya bersama rekan saya sesama jurnalis meliput proses pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014.

Tiga hari setelah proses pencarian dimulai, saya akhirnya mendapatkan tugas untuk menuju Pangkalan Bun, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah yang menjadi pusat pencarian AirAsia QZ8501. Berbekal informasi yang ada, akhirnya saya terbang ke Pangkalan Bun bersama sekitar 50 jurnalis lainnya dengan menumpang pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara.

Jujur saja, peristiwa hilangnya pesawat yang menimpa 155 penumpang dan tujuh kru itu membuat saya sedikit khawatir manakala harus bepergian dengan menggunakan pesawat komersil. Beruntung, ada pesawat milik TNI AU yang setidaknya saya anggap ‘lebih aman’ dari pesawat komersil pada umumnya.

Mulai ragu

Sejak awal tiba di Pangkalan Bun, saya berniat ingin berada di kota kecil ini setidaknya hingga kotak hitam pesawat itu ditemukan. Pikiran saya saat itu, "jangan sampai nanggung". Pasalnya, bukan kali ini saja saya harus melewatkan "gong" dari sebuah peristiwa besar.

Hari kedelapan saya berada di Pangkalan Bun, atau hari kesebelas pencarian, harapan untuk mengungkap misteri hilangnya AirAsia QZ8501 muncul. Tim penyelam TNI Angkatan Laut berhasil menemukan ekor pesawat yang diyakini menjadi tempat kotak hitam berada. Lega sudah rasanya. Meski kotak hitam itu ditemukan, namun belum diangkat. Setidaknya, saya bisa pulang dengan membawa kabar bagus.

Kamis (8/1/2014) pagi, setelah diskusi dengan atasan akhirnya diputuskan bahwa saya harus pulang ke Jakarta. Ada rekan saya lain yang akan menggantikan posisi saya di Pangkalan Bun ini. Selain itu, ada rasa kangen juga untuk kembali ke ibu kota.

Keesokan harinya, waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB saat saya tiba di Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun. Ada rasa ragu untuk pulang ketika saya melihat dua pesawat maskapai komersil landing di Lanud Iskandar. Bayangan kekhawatiran itu muncul kembali. Siluet gambaran peristiwa yang menimpa QZ8501 pun terbayang di pikiran saya.

Sayangnya, setelah beberapa hari terakhir sejak penemuan jenazah pertama, tidak ada lagi pesawat TNI yang terbang langsung ke Jakarta. Pesawat itu akan terbang ke Surabaya terlebih dahulu untuk mengantar jenazah penumpang AirAsia sebelum akhirnya bertolak ke Surabaya. Mau tidak mau, akhirnya saya harus mempercayakan penerbangan saya kepada salah satu maskapai penerbangan komersil yang ada di Pangkalan Bun.

Halim ke Pondok Cabe

Jumat sore, sebuah pesan singkat masuk ke ponsel saya. Rupanya, rekan saya sesama jurnalis memberitahukan ada pesawat TNI yang akan lepas landas ke Halim. Belum sempat berpamitan, saya segera berlari ke runway, karena menurut pesan itu, pesawat tersebut tengah bersiap untuk berangkat.

Di runway, sebuah pesawat Casa berwarna abu-abu milik TNI Angkatan Laut sudah terparkir. Kru pesawat sedang briefing ketika saya tiba dengan terengah-engah. Maklum, saya harus berlari mengejar waktu agar tidak tertinggal. Seorang petugas lantas mencatat nama saya untuk masuk ke manifest penumpang. Setelah itu, saya dipersilakan masuk.

Sejumlah rekan saya rupanya sudah berada di dalam pesawat tersebut. Setidaknya, ada empat jurnalis lain selain saya yang ikut dalam rombongan ini. Selain itu, ada tiga petugas dari Angkasa Pura dan sekitar enam kru pesawat yang turut dalam penerbangan.

“Pesawat enggak ke Halim ya, tetapi ke Pondok Cabe,” ujar salah seorang kru pesawat.

Ah sial, dalam hati saya sedikit menggerutu, karena saya harus menambah uang transportasi lagi untuk menjemput sepeda motor yang sudah lama diparkir di Halim. Tapi setidaknya, penerbangan ini membawa saya kembali ke Jakarta, kota yang saya rindukan sejauh apapun saya pergi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com