Di ruangan paling dalam, terdapat sebuah peti jenazah. Bunga, lilin serta sebuah foto wanita diletakkan di atas peti. Mereka yang berdatangan duduk di kursi berkain putih menghadap ke peti jenazah. Tak dapat ditutupi, mata mereka berkaca-kaca. Sebagian lagi tertunduk memanjatkan doa.
"Turut Berduka Cita Atas Meninggalnya Siane Josal," demikian yang tertulis di karangan bunga yang diletakkan di depan pintu masuk. Ungkapan duka itu dikirimkan oleh Keluarga Besar AirAsia Indonesia. Ya, Shiane adalah salah satu korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura.
Kepada Kompas.com, adik kandung Shiane, Beni, berbagi cerita. Ia mengatakan, Shiane terbang bersama suaminya, Hendra Theodoros (45), putra pertama Raynaldi Theodoros (20), dan putra bungsunya, Winoya (17).
"Baru Shiane saja yang ditemukan. Suami dan anaknya belum," ujar Beni.
Shiane dan putra bungsunya berdomisili di Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara, sang suami yang berprofesi sebagai pengusaha, lebih sering berada di Surabaya, Jawa Timur, bersama si sulung.
Kepergian Shiane sekeluarga ke Singapura, kata Beni, untuk berlibur. Sebelum bertolak ke Singapura, Shiane dan Winoya mampir ke Surabaya dan berangkat bersama-sama ke Negeri Singa.
Menurut Beni, liburan tersebut memang acara rutin keluarga itu setiap tahunnya. Akan tetapi, tak disangka kali ini menjadi liburan terakhir satu keluarga tersebut. Pada Minggu, 28 Desember 2014, Beni dan keluarga besarnya terkejut menyaksikan berita bahwa pesawat AirAsia tujuan Singapura hilang kontak dari radar Air Traffic Control (ATC). Saat itu, kisah Beni, keluarganya sempat kebingungan ke mana mereka harus mencari informasi terkait nasib sang kakak.
"AirAsia tidak menghubungi kami. Malah kami yang mencari tahu ke mereka bagaimana sanak famili kami," ujar Beni.
Untung tidak bisa diraih, malang tidak dapat ditolak. Nama Shiane sekeluarga tercantum dalam daftar manifest pesawat tersebut. Penantian terkait nasib kakaknya dan keluarga pun menemui satu titik terang. Tim Disaster Victim Identification menyebut, label jenazah bernomor B005 diidentifikasi sebagai Shiane Josal.
Informasi yang didapatkan Kompas.com, jenazah Shiane beraroma wangi saat tim DVI memulai proses identifikasi. Beni hanya tersenyum mendengar cerita tersebut.
Kini, Beni sekeluarga berharap agar suami Shiane dan dua keponakannya ditemukan dalam keadaan apa pun. Selama itu pula, kata Beni, keluarganya tidak akan membahas soal dana kompensasi AirAsia.
"Saudara saya saja belum ditemukan, gimana mau bicara asuransi," ujar dia dengan nada tinggi.
Shiane disemayamkan hingga Jumat (9/1/2014) Jumat. Malam ini, seorang pastur akan memimpin misa riquem bersama keluarga besar. Shiane akan dikebumikan di Puncak Nirwana. Selamat jalan Shiane. Semoga suami dan dua anakmu segera ditemukan...