JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Bidang Komunikasi, Media, dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar Tantowi Yahya berharap dualisme kepengurusan yang terjadi di partai tersebut tidak sampai dibawa ke pengadilan. Menurut Tantowi, kedua kubu masih terus mengupayakan islah.
"Tujuan utama kita tetaplah islah karena itu solusi yang paling baik. Enggak enaklah urusan rumah tangga sampai dibawa ke pengadilan dan jadi tontonan rakyat," kata Tantowi saat dihubungi, Kamis (8/1/2015).
Tantowi menjelaskan, sebagai partai besar dan tertua, Golkar memiliki cukup pengalaman untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Perundingan menuju islah, kata dia, adalah jalan yang wajib ditempuh dan pengadilan merupakan jalan terakhir seandainya perundingan berujung buntu dan tak ada lagi pilihan lain.
"Jika tidak tercapai kesepakatan, demi kepastian hukum, pengadilan menjadi pilihan yang pahit," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Jakarta, Agung Laksono, memastikan untuk mengupayakan islah dengan Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie. Namun, jika islah menemui jalan buntu atau deadlock, Agung mengatakan akan menempuh jalur pengadilan. "Kalau enggak bisa islah, ya pengadilan. Itu saja," kata Agung.
Agung mengakui, banyak hal yang menjadi kendala dalam upaya islah tersebut. Salah satunya tentang pandangan politik mengenai apakah Golkar berada di dalam Koalisi Merah Putih (KMP) atau justru keluar dari koalisi tersebut. Kubu Aburizal menghendaki Partai Golkar tetap berada di KMP, sementara kubu Agung bersikukuh Golkar harus keluar dari koalisi pendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa pada saat Pemilihan Presiden 2014. Menurut Agung, ia akan tetap berada pada posisi Golkar keluar dari KMP. "Kami tidak siap untuk mengalah. Ini sudah sesuai keputusan Munas (Jakarta)," kata Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.