Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI Temukan Perusahaan Penyalur TKI yang Diduga Menyalahi Prosedur

Kompas.com - 06/01/2015, 14:06 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menemukan perusahaan penyalur tenaga kerja yang diduga menyalahi prosedur pengiriman TKI. Dari perusahaan tersebut, BNP2TKI menemukan lima calon TKI yang tidak dilengkapi prosedur administrasi yang sesuai.

"Kami menerima informasi dari masyarakat. Kemudian, kami ke lapangan untuk melihat langsung kejadian. Ternyata, ada sepuluh calon TKI yang kami temukan," ujar Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoelani Poeloengan, dalam konferensi pers di Kantor BNP2TKI, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta, Selasa (6/1/2015).

Dari hasil penyelidikan, diketahui perusahaan penyalur TKI tersebut adalah PT Maharani Anugrah Pekerti yang beralamat di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, yang dimiliki Iwan Sitinjak.

Menurut Lisna, perusahaan tersebut memiliki perizinan sesuai keputusan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor. Secara legalitas tak ada masalah, namun ada  prosedur pengiriman tenaga kerja yang belum dilakukan oleh perusahaan tersebut. Beberapa prosedur yang belum dilengkapi yaitu setiap calon TKI belum memiliki izin dari Dinas Tenaga Kerja Kota/Kabupaten. Kemudian, calon TKI tidak diikutkan dalam program asuransi. Para calon TKI juga belum mengikuti BLK-LN atau prosedur absensi sidik jari.

Selain itu, dari lima orang calon TKI yang semuanya berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat dua calon TKI yang dibuatkan paspor di luar NTT. Meski para calon TKI diperlakukan dengan baik, menurut Lisna, perusahaan tersebut dapat dikenakan sanksi dan ketentuan administrasi sesuai Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.

"Kami akan periksa lebih lanjut, kenapa prosedur administrasi belum juga dipenuhi, padahal mereka (calon TKI), sudah ditampung selama 1-4 bulan," kata Lisna.

Saat ini, para calon TKI yang berasal dari NTT tersebut masih berada di bawah pengawasan BNP2TKI. Rencananya, para calon TKI akan diberikan pengarahan dan disalurkan kembali melalui perusahaan penyalur yang ditunjuk oleh BNP2TKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com