"Inggris dan Perancis sudah menawarkan bantuan peralatan selam itu," ujar Armanatha kepada Kompas.com, Rabu (31/12/2014) pagi.
Pria yang akrab disapa Tata itu mengatakan, seiring dengan penemuan jenazah korban pesawat AirAsia serta serpihan badan pesawat, kegiatan pencarian kini ditambah dengan kegiatan pengambilan jenazah. Oleh sebab itu, peralatan yang digunakan pun mesti berbeda.
Submersible vehicle ini, lanjut Tata, adalah peralatan selam otomatis yang mampu menjangkau dasar laut melebihi kedalaman penyelaman oleh manusia. Alat ini dibutuhkan karena badan pesawat dan korban penumpang diperkirakan masih berada di dasar laut. Kendati demikian, kapal selam tersebut belum dapat digunakan saat ini.
Meski Basarnas sudah mengungkap di media bahwa pihaknya membutuhkan alat-alat tersebut, ujar Tata, Kementerian Luar Negeri masih menunggu permintaan secara resmi oleh Basarnas.
"Fungsi search and rescue masih ada di tangan Basarnas. Posisi kami (Kemenlu) siaga saja. Jika sewaktu-waktu diminta, kami langsung akan koordinasikan ke negara sahabat," ujar Tata.
Tata sekaligus mengapresiasi positif bantuan yang diberikan sejumlah negara kepada Indonesia untuk menemukan pesawat AirAsia yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014). Dalam hitungan jam sejak dinyatakan hilang, sejumlah negara langsung menawarkan bantuan.
"Ada lebih dari 14 negara yang menawarkan bantuan. Bahkan ada yang tegas bilang, Indonesia butuhnya apa, kami siap bantu. Gitu. Jadi, benar-benar patut diapresiasi," ujar dia.
Sebelumnya, Basarnas mencari pinjaman submersible vehicle ke sejumlah negara. Hal itu dilakukan setelah Basarnas menemukan titik terang terkait keberadaan pesawat AirAsia yang hilang kontak.
"Kami sedang komunikasi dengan Ibu Menlu untuk bisa mendapatkan pinjaman submersible vehicle dari UK, Perancis, dan Amerika Serikat. Kita lagi proses untuk mendapatkan pinjaman itu," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo di kantornya, Senin (29/12/2014) malam.
Hingga Selasa sore, personel TNI berhasil mengangkat tiga jenazah korban pesawat AirAsia. Jenazah terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Jasad-jasad itu masih dalam keadaan lengkap, tidak memakai pelampung, dan telah dalam kondisi menggelembung lantaran terlalu lama berada di air. Saat ini, prosonel TNI masih fokus untuk mencari korban lainnya di wilayah perairan tersebut.
Seperti diberitakan, pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak pada Minggu pukul 07.55. Pesawat sempat menghubungi Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari sebelumnya 32.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk. Namun, tak lama setelah itu, pesawat hilang dari radar.
Pesawat AirAsia QZ8501 ini membawa 162 orang yang terdiri dari 7 kru dan 155 penumpang. Para penumpang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 anak, dan 1 anak balita. Di dalam pesawat itu terdapat pula warga negara asing, baik penumpang maupun awak kabin, yakni dari Singapura 1 orang, Inggris 1 orang, Malaysia 1 orang, Korea Selatan 3 orang, dan Perancis 1 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.