Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Senior Golkar Minta Aburizal dan Agung Pertimbangkan Hasil Survei LSI

Kompas.com - 22/12/2014, 15:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari, meminta dua kubu Partai Golkar yang saat ini sedang berkonflik untuk sama-sama mempertimbangkan hasil survei terakhir Lingkaran Survei Indonesia.

Survei itu menunjukkan suara Golkar turun ke angka 8,4 persen karena kisruh dan dualisme kepemimpinan yang terjadi. Padahal, pada pemilu legislatif April lalu, Golkar masih mendapatkan 14,75 persen suara.

"Hasil survei LSI bahwa suara Partai Golkar merosot itu sebaiknya disikapi secara proporsional oleh elite pemimpin di DPP Partai Golkar, baik DPP hasil Munas Bali maupun Munas Jakarta," kata Hajriyanto saat dihubungi, Senin (22/12/2014).

Hajriyanto mengatakan, baik DPP hasil Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie maupun Munas Jakarta pimpinan Agung Laksono, saat ini sama-sama sedang memainkan politik "burung unta". Mereka, kata Hajriyanto, menutup mata terhadap ancaman yang akan segera menyerang Partai Golkar.

"Pernyataan orang DPP bahwa survei LSI yang mengatakan PG terjun bebas itu adalah survei yang tidak obyektif, survei yang salah, survei bayaran untuk menghancurkan Golkar. Survei pesanan eksternal PG, dan lain-lain. Burung unta itu suka menutupi dan menyembunyikan masalah," ujarnya. (Baca: Partai Golkar Diprediksi LSI Hanya Peroleh 8,4 Persen Suara)

Memang, lanjut Hajriyanto, hasil survei itu tidak perlu disikapi secara berlebihan seolah-olah menjadi "lonceng kematian" bagi masa depan Partai Golkar. Namun, sikap sinisme yang ditunjukkan oleh beberapa oknum DPP Partai Golkar itu, menurut dia, tidak mencerminkan sama sekali sikap seorang yang terpelajar.

"Seorang yang berpendidikan tinggi tidak begitu caranya membaca hasil survei. Sikap itu sangat tidak akademis dan tidak berjiwa sarjana. Hasil survei itu mestinya disikapi secara proporsional saja sebagaimana mestinya seorang yang berpendidikan dan kemudian diposisikan menjadi salah satu bahan pertimbangan penting untuk pengambilan kebijakan. Bukannya malah bersikap emosional yang mengesankan mengolok-olok atau mencemooh lembaga survei seperti itu," ucap Hajriyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com