Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Marwan Akan Tegur Perusahaan yang Tak Peduli Warga Desa

Kompas.com - 21/12/2014, 15:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar meminta agar perusahaan melalui corporate social responsibility (CSR), lebih peka dan peduli terhadap masyarakat perdesaan. Karena, tanggung jawab perusahaan tidak hanya sekadar pemegang saham, tetapi memberdayakan masyarakat dari masalah lingkungan, pendidikan dan masalah sosial lainnya.
 
"Setiap hari pesan pendek (SMS) yang saya terima, kebanyakan menyampaikan keluhan soal tidak ada keperdulian CSR memperhatikan masyarakat desa yang wilayahnya berdiri perusahaan tambang, migas, dan sektor kehutanan. Ini hal serius yang harus segera disikapi," ujar Marwan dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (21/12/2014).
 
Menurut Marwan, CSR seharusnya lebih memperhatikan dampak sosial dan lingkungannya untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Maksudnya, kata dia, kontribusi nyata bertujuan bagi pembangunan berkelanjutnya wilayah produksi perusahaan.

"Pemberdayaan masyarakat harus diperhatikan perusahaan. Tidak serta merta berpikir jangka pendek saja," ujarnya.
 
Beberapa keluhan itu, yakni adanya warga yang menyampaikan kurangnya pemberdayaan kreatif warga desa. Kemudian, ada juga yang meminta pemerintah melalui Menteri Desa berani bersikap kepada perusahaan yang tidak tepat sasaran memberikan bantuan.
 
"Kalau disuruh bersikap, pasti saya akan segera bertindak. Saya masih menjalani proses cek kepada perusahaan yang dikeluhkan warga. Saya akan verifikasi pengaduan itu. Karena menyangkut kesejahteraan warga desa atau masyarakat transmigrasi, tidak hanya pemerintah, tapi juga perlunya keperdulian perusahaan," kata dia.
 
Marwan mengatakan, Indonesia adalah negeri kaya alam. Kalimantan, Sulawesi, Papua atau wilayah lainnya yang kaya dengan tambang migas dan sektor kehutanannya, harusnya sudah bisa menjadikan warga menjadi masyarakat mandiri. Artinya, katanya lagi, menjadi warga yang produktif untuk meningkatkan taraf hidup.
 
Jika pada akhirnya di daerah kaya ternyata masih banyak kesenjangan, maka diperkirakan ada yang salah dalam pengelolaannya. Masih ada yang belum beres memberdayakan warganya. "Bahkan masih ada yang patut dipertanyakan keperdulian perusahaan dalam memperhatikan warga di sekitar wilayah produksinya," ujar dia.
 
Namun, kata dia, tidak semua perusahaan mengabaikan kondisi sosial masyarakat perdesaan. Banyak juga perusahaan yang membentuk pola manajemen CSR sendiri,  yang sudah sejalan dengan komitmen bersama dengan masyarakat. "Agar terjadi keseimbangan antara kepentingan internal dengan eksternal. Harus saling melengkapi," ujarnya.
 
"Beberapa CSR sudah bertemu langsung dengan saya. Mereka menjelaskan program kerja yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat desa yang ada di wilayah produksinya.
 
Dia menyebut ada CSR  yang menjadikan desa wisata. Ada desa wilayah transmigrasi yang dikembangkan menjadi desa mandiri dengan pengembangan pangan dan budidaya perikanan. "Dan ada juga yang memberikan bea siswa kepada warga desa berprestasi dan kemudian harus mengabdi kembali ke desa asalnya," ujar Marwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com