Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi PAN Cenderung Dukung Pilkada Serentak Mulai 2016

Kompas.com - 19/12/2014, 11:44 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Amanat Nasional di DPR cenderung mendukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengundur waktu pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 2016. KPU dianggap lebih baik mengundur waktu pelaksanaannya ketimbang dipaksakan menggelar pilkada serentak pada 2015, tetapi pelaksanaannya berantakan.

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PAN, Yandri Susanto, menjelaskan bahwa pengunduran waktu pilkada serentak pada 2016 membuat KPU memiliki waktu untuk mempersiapkan semuanya secara matang. Sebab, pilkada serentak belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga sangat wajar jika KPU perlu waktu lebih untuk melakukan kajian dan persiapannya.

"Menurut saya, tidak masalah KPU diberikan waktu mengundur pilkada serentak ke 2016, daripada dipaksakan 2015, tapi karut-marut," kata Yandri saat dihubungi, Jumat (19/12/2014).

Yandri mengatakan, pilkada digelar serentak karena dianggap dapat menekan kericuhan dan menekan ongkos politik. KPU tidak memiliki alasan untuk tidak memenuhi argumentasi itu. Sisa waktu yang dimiliki, kata Yandri, dapat digunakan KPU untuk menyiapkan logistik, koordinasi pengamanan, dan koordinasi dengan pemerintah.

Dalam rapat di internal Komisi II DPR, Yandri juga meminta KPU melakukan koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri untuk menyiapkan pelaksana tugas supaya tak terjadi kekosongan kepemimpinan di daerah saat kepala daerah habis masa tugasnya pada 2015 dan pilkada serentak baru digelar pada 2016.

"Kalau diundur dalam rangka menyukseskan pilkada serentak ya tidak masalah. Ini pertaruhan, kalau pilkada serentak acak-acakan, orang akan bingung karena tidak melihat manfaatnya," kata Yandri.

Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, saat ini KPU masih melakukan berdiskusi dengan Kementerian Dalam Negeri terkait jadwal pelaksanaan pilkada serentak. Husni membuka kemungkinan jadwal pelaksanaan pilkada serentak pada 2016. Sampai saat ini, KPU dan Kemendagri masih mendiskusikan dua model jadwal pelaksanaan pilkada pada 2015, yakni pada 18 November atau 16 Desember 2015. Kedua jadwal ini memiliki konsekuensi apabila nantinya terjadi pilkada dua putaran.

"Nah ini, konsekuensinya akan diselenggarakan melampaui tahun 2015 artinya tahun 2016," kata Husni (baca: Kemendagri Buka Kemungkinan Penundaan Pilkada Serentak di 2015).

Husni juga mengatakan, jika putaran kedua dilakukan pada 2016, maka akan berpengaruh pula pada proses pelantikan kepala daerah yang akan digelar pada 2016. Ini juga masih menjadi bahan diskusi antara KPU dan Kemendagri. "Apakah kemudian dengan pelaksanaan putaran kedua di tahun 2016 akan memudahkan, atau menyulitkan dalam hal penyeragaman atau membuat serentak tidak hanya pelaksanakan tetapi juga pelantikannya," papar Husni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com