Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabur dari "Karantina", Ketua DPD II Bali Datang ke Munas di Jakarta

Kompas.com - 07/12/2014, 19:28 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah II Partai Golkar Klungkung, Bali, Dewa Nida, menjadi satu-satunya perwakilan pengurus Golkar dari pulau dewata yang hadir dalam Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Ancol, Jakarta, Minggu (7/12/2014). Dewa mengaku berhasil lolos dari "karantina" yang dilakukan terhadap pengurus-pengurus DPD II Golkar di Bali.
 
"Yang lain masih dikarantina. Dari Bali, hanya saya sendiri," ucap Dewa saat dijumpai di lokasi Munas.

Seperti diberitakan, Bali adalah basis dukungan terhadap Aburizal Bakrie yang akhirnya sepakat mendukungnya sebagai Ketua Umum secara aklamasi.  

Dewa menuturkan, Pengurus Golkar tingkat kabupaten dan kota di Bali mulai menjalani karantina sehari setelah Munas Golkar di Bali selesai. Mereka dipesankan hotel hingga dilibatkan dalam berbagai kegiatan agar tak bisa hadir dalam Munas Golkar tandingan di Jakarta.

Menurut Dewa, semua pengurus DPD II Golkar sebenarnya mendapat pesan singkat yang isinya undangan untuk hadir dalam munas di Jakarta. Namun, hanya dia yang berani memutuskan untuk berangkat ke Jakarta dengan ongkos pribadi.
 
"Yang lain takut diganti. Mereka semua sudah diomongin. Lagipula ada pengarahan dari Pak Aburizal yang mengancam akan membekukan pengurus yang datang ke munas lain," kata Dewa yang sempat menjadi panitia lokal dalam Munas di Bali itu.

Dia menyebutkan, kepergiannya ke Jakarta untuk hadir dalam munas versi Presidium Penyelamat Partai Golkar sudah diketahui oleh Ketua DPD Partai Golkar Bali, I Ketut Sudikerta.

"Beliau tahu dan biasa saja. Ini kan pilihan saya. Saya tidak mengajak siapa pun, ini pilihan politik saya sendiri," ungkap Dewa.
 
Dewa mengaku hadir dalam Munas di Jakarta karena kecewa dengan hasil Munas di Bali. Meski terlibat mulai dari proses persiapan hingga penutupan, Dewa menilai munas di Bali penuh rekayasa.
 
"Kalau mau dipecat silakan, tapi kan mereka (kepengurusan Aburizal) belum disahkan Kemenkumham. Kita lihat saja nanti," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com