Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Aklamasi di Munas Golkar Bakal Untungkan Aburizal

Kompas.com - 01/12/2014, 10:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, menjadi pertaruhan bagi Aburizal Bakrie untuk membuka kembali jalan menuju posisi ketua umum. Aburizal sebagai ketua umum petahana diprediksi akan menang mudah, bahkan bukan tidak mungkin secara aklamasi.

Wakil ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menengarai jalan aklamasi itu akan menjadi skenario Aburizal untuk mempertahankan posisinya. "Barusan saya dapat laporan dari Pak Nurdin Halid, Steering Commitee Munas, tidak ada pemilihan tertutup. Yang ada pemilihan terbuka dan bisa berujung kepada aklamasi," kata Agung di Nusa Dua, Minggu (30/11/2014).

Menurut Agung, dengan pemilihan secara terbuka, DPD Tingkat II (kabupaten/kota) akan merasa terancam apabila memilih calon selain Aburizal. Ancaman pemecatan dari DPD Tingkat I (provinsi) yang sudah dikuasai Aburizal akan mengintimidasi DPD Tingkat II. "Tidak ada lagi suara DPD II, sudah diikat ke DPD I," ujar Agung.

Agung yang semula hendak maju sebagai calon ketua umum menyaingi Aburizal juga menengarai adanya permainan politik uang. Menurut Agung, setiap DPD bisa menerima uang Rp 50 juta-Rp 100 juta. "Saya tidak tertarik lagi maju di forum munas abal-abal seperti ini," ujarnya.

Prediksi tentang proses pemilihan ketua umum secara aklamasi itu juga disampaikan oleh salah satu inisiator Gerakan Regenerasi Kepemimpinan Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa. Anggota DPR RI itu mengatakan bahwa kemungkinan besar pada perwakilan DPD akan menyetujui laporan pertanggungjawaban Aburizal di munas tersebut.

Kini Agung dan Agun bergabung dalam Presidium Penyelamat Partai Golkar. Presidium ini juga didukung oleh calon-calon ketua umum lain yang juga keberatan atas pelaksanaan Munas Bali. Calon-calon ketua umum itu antara lain Priyo Budi Santoso, Zainudin Amali, Agus Gumiwang, Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar, Ibnu Munzir, Laurence Siburian, serta Zainal Bintang. Tugas utama tim ini adalah menggelar Munas IX Partai Golkar pada Januari 2015.

Satu pesaing tersisa

Tak semua calon ketua umum tersebut merasa keberatan dengan pelaksanaan munas di Bali. Dua calon di antaranya, yakni MS Hidayat dan Airlangga Hartanto, masih mau bersaing dengan Aburizal dan tidak tertarik untuk bergabung ke Presidium Penyelamat Partai Golkar. Namun, menjelang pembukaan munas pada Mingu malam, MS Hidayat memutuskan mundur dari persaingan. Mantan Menteri Perdagangan itu memberikan dukungan yang telah dia dapatkan dari DPD I dan DPD II kepada Aburizal.

"Setelah saya menyampaikan pengumuman ini, saya sudah resmi mengundurkan diri dari pencalonan saya sebagai calon ketua umum Partai Golkar," kata MS Hidayat dalam konferensi pers di lokasi penyelenggaraan munas, Minggu sore.

Hidayat memutuskan mendukung Aburizal karena dia menyadari bahwa bos Bakrie Group itu sudah mendapat dukungan cukup besar dan hampir dipastikan menang. Atas sikapnya itu, Agung Laksono menyindir Hidayat bukan seorang petarung sejati.

Adapun Airlangga tetap memutuskan maju dalam persaingan dan kemungkinan besar akan head to head dengan Aburizal. Airlangga mencium banyak kejanggalan dalam pelaksanaan munas, tetapi tetap bersedia bertarung secara sportif.

Bantahan Aburizal

Sebelumnya, Aburizal sudah membantah ada skenario aklamasi untuk memenangkannya dalam munas kali ini. Aburizal menjamin pelaksanaan munas akan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar. "Saya dan DPP tidak bisa menentukan. Pemegang hak suara yang akan menentukan," kata Aburizal dalam konferensi pers di Bakrie Tower, Selasa (25/11/2014) lalu.

Berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, setiap calon harus mendapatkan dukungan dari sedikitnya 30 persen DPD I dan DPD II serta ormas dan sayap untuk secara resmi maju dan bersaing sebagai ketua umum. Aklamasi atau tidak, semuanya akan sangat bergantung pada dukungan peserta munas kepada Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com