Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Kader Jangan Kecewa

Kompas.com - 01/12/2014, 08:54 WIB


KOMPAS.com — Setelah 10 tahun "berpuasa", Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada 2014 semestinya "berpesta". Pemilu DPR ataupun Pemilu Presiden berhasil dimenangi. Namun, kemenangan itu justru melahirkan sejumlah kekecewaan terhadap kader.

PDI-P cuma kebagian empat dari 34 jabatan menteri Kabinet Kerja. Banyak posisi justru dipercayakan kepada kader partai lain atau dari nonpartai.

Kader PDI-P yang masuk kabinet hanyalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Kekecewaan itu pun diungkapkan kader PDI-P secara terbuka di media nasional dan internasional. Ada juga sejumlah kader yang secara terbuka menyatakan ketidaksetujuan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak yang diputuskan pemerintah belum lama ini.

Meski demikian, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mempunyai pandangan lain mengenai hal itu. Berikut petikan wawancara Kompas, Sabtu (29/11/2014), di Jakarta.

Apa komentar Anda terhadap kader yang merasa kecewa?

Kader PDI-P yang kecewa atas jumlah menteri di Kabinet Kerja itu hanya didasarkan pada subyektivitas kepentingan masing-masing. Kekecewaan itu tidak jelas. Jika berhitung dari jumlah kursi yang kami dapatkan atau persentasenya, saya kira tidak ada persoalan.

Bagi saya, partai adalah alat perjuangan untuk merebut kekuasaan secara konstitusional dan kami sudah memenangi pileg dan pilpres.

Presiden Joko Widodo juga kader PDI-P. Jadi, selain sudah ada presiden, ada pula menteri koordinator, beberapa menteri, dan para pejabat negara lainnya. Jadi, kekecewaan itu sumir.

Apalagi, kalau kita melihat pemerintahan yang baru berjalan sekitar satu bulan ini. Berbagai kalangan di dalam dan luar negeri sudah memberikan apresiasi cukup tinggi terhadap pemerintahan baru.

Apakah kekecewaan itu bisa menimbulkan riak di internal?

Tidak ada riak. Yang kecewa dan bersikap subyektif itu hanya beberapa orang. Anggota partai adalah petugas partai yang harus siap ditunjuk atau juga tidak ditunjuk menempati posisi yang kami sebut ”tiga pilar”, yakni struktur partai, legislatif, dan eksekutif.

Hasto Kristiyanto (Pelaksana Tugas Sekjen PDI-P) ini juga sempat digadang-gadang menjadi menteri. Namun, saya perintahkan dia tetap bertugas di partai. (Hasto adalah salah seorang dari empat bekas Deputi Tim Transisi, yang diketuai Rini Soemarno, yang dibentuk setelah kemenangan duet Jokowi-JK. Dua eks deputi lainnya yang nonpartai, Anies Baswedan dan Andi Widjajanto, saat ini pun masuk dalam kabinet).

Terserah jika ada media nasional atau internasional yang membuat analisis atau berspekulasi apa pun. Mesti dicamkan juga bahwa keputusan memilih menteri merupakan hak prerogatif presiden.

Yang merasa kecewa dipersilakan menuangkan unek-unek ke DPP PDI-P atau kelak ke Kongres IV di Bali, April 2015.

Apa saja agenda Kongres IV mendatang?

Kongres IV mendatang akan difokuskan pada konsolidasi sumber daya manusia di partai sesuai amanat kongres sebelumnya. Sebagai langkah awal, PDI-P sudah melakukan tes psikologi terhadap sekitar 17.000 kader yang kelak diharapkan dapat meningkatkan mutu pengetahuan (knowledge) sehingga memenuhi syarat untuk menjadi utusan di kongres.

Kami menerapkan perekrutan yang bottom-up, menyaring utusan dari tingkat terbawah sampai ke pusat. Dari segi ideologis, militansi, dan loyalitas, tidak ada persoalan.

Namun, kami merasakan masih perlunya peningkatan knowledge. Untuk itu, kami juga sedang merencanakan akan membuka dua sekolah, yakni sekolah partai dan sekolah kader. (BAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com