Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Desak Jokowi untuk Jelaskan Alasan Dipilihnya HM Prasetyo

Kompas.com - 20/11/2014, 20:41 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo didesak menjelaskan kepada publik alasan dipilihnya HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Koordinator Bidang Korupsi dan Politik Indonesia Corruption Watch Donal Fariz mengatakan, ICW menilai, latar belakang dan kemampuan Prasetyo tak cukup meyakinkan untuk menjadi seorang jaksa agung.

"Kami desak Jokowi untuk menjelaskan alasan pemilihan HM Prasetyo. Juga, target apa yang diberikan Jokowi?" ujar Donal, dalam konferensi pers di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2014).

Menurut Donal, meski pernah menjabat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, Prasetyo dinilai tidak memiliki prestasi menonjol yang membuatnya layak dipilih sebagai Jaksa Agung. Selain itu, keberanian dan rekam jejak Prasetyo, kata Donal, juga diragukan. Padahal, Kejaksaan Agung membutuhkan jaksa agung dengan catatan profesionalitas yang baik serta keberanian dan sikap tegas dalam penegakan kasus-kasus korupsi dan pelanggaran HAM yang masih terhenti di Kejaksaan Agung.

Donal mengatakan, catatan lainnya ialah latar belakang Prasetyo yang masih tercatat sebagai anggota DPR 2014-2019 dari Fraksi Partai Nasdem. Hal ini, menurut Donal, menurunkan optimisme publik terhadap reformasi internal yang akan dilakukan Kejaksaan Agung. Kepentingan partai politik dinilai akan lebih besar berada di Kejaksaan Agung, dibandingkan komitmen untuk penyelesaian kasus-kasus hukum. 

Oleh karena itu, Donal menegaskan, Jokowi harus menjelaskan alasan dipilihnya Prasetyo kepada publik. Selain itu, Jokowi harus dengan tegas memberikan target-target kerja bagi Prasetyo. Menurut dia, hal itu akan membantu publik untuk mengukur kinerja Prasetyo sebagai Jaksa Agung.

"Apa-apa saja program Prasetyo dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun, kalau target kerja tidak terpenuhi, ya berarti perlu diganti jaksa agung yang baru," kata Donal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com