Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Pengeluaran APBN, Jokowi Disarankan Lakukan 7 Hal Ini

Kompas.com - 16/11/2014, 15:59 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi diduga merupakan imbas atas besarnya subsidi yang harus ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Namun, ada hal lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk menekan pengeluaran APBN tersebut.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Gerakan Muda Hati Nurani Rakyat (Hanura), Nasrun Marpaung di Jakarta, Minggu (16/11/2014).

Menurut dia, setidaknya ada tujuh hal yang dapat dilakukan Jokowi untuk menekan pengeluaran APBN. "Pertama, menekan biaya pengadaan BBM bersubsidi dengan menata ulang sistem pengadaan dan melakukan efesiensi pada komponen-komponen biaya produksi, transportasi, dan distribusi," kata dia.

Kedua, memperbaiki cara perhitungan besaran subsidi BBM, dengan terlebih dahulu menghitung harga pokok BBM bersubsidi secara berdaulat dan menggunakannya sebagai patokan dalam menghitung besaran subsidi pada APBN.

Kemudian, melakukan pengawasan ketat dan mengambil tindakan tegas, baik terhadap penyelundupan BBM bersubsidi, maupun terhadap praktik yang merugikan negara dalam tata niaga minyak.

"Keempat, melakukan pengendalian BBM bersubsidi secara sungguh-sungguh dengan membatasi pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, membangun sistem transportasi publik yang layak dan masif. Serta, menuntaskan implementasi kebijakan konversi dan memperluas infrastruktur penyaluran bahan bakar gas," kata dia.

Kelima, menekan subsidi listrik melalui penggunaan bauran energi yang lebih murah dan ramah lingkungan, serta penajaman sasaran subsidi listrik. Penajaman ini khususnya diarahkan kepada rakyat miskin dan pengusaha kecil, mikro dan koperasi.

Dengan demikian, beban biaya listrik yang harus dikeluarkan semakin ringan. Selain itu, ia menambahkan, pemerintah juga perlu mengoptimalisasi sumber-sumber pendapatan APBN dan meningkatkan tax ratio menjadi 13,5 persen pada realisasi APBN 2015.

"Terakhir, pemerintah perlu melakukan penghematan pada pos-pos belanja barang dalam APBN," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com