JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq memberikan beberapa catatan pada Presiden Joko Widodo terkait pemilihan calon kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Menurut Mahfudz, kepala BIN yang baru nantinya haruslah seorang figur yang memiliki orientasi pada penguatan intelijen Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Pasalnya, pertarungan intelijen kini semakin berat karena ancaman bisa datang dari dalam dan luar negeri.
"Diperlukan sosok yang memiliki kemampuan luas dalam pertarungan intelijen global, bukan orang yang mindset-nya dalam negeri saja," kata Mahfudz, di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Menghadapi tantangan global, kata Mahfudz, Komisi I DPR lebih fokus pada cyber inteligent. Atas dasar itu, ia berharap ada calon kepala BIN yang mampu berkomunikasi baik dengan Komisi I supaya program kerja dapat berjalan efektif.
Ia melanjutkan, Presiden Jokowi juga harus mempertimbangkan arus dukungan DPR pada calon kepala BIN. Pasalnya, proses pengangkatan kepala BIN harus melalui proses uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh DPR.
"Maka Presiden Jokowi harus pertimbangkan betul arus dukungan dari DPR terhadap calon yang diajukan," ucap politisi PKS tersebut.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijanto mengatakan, Presiden Jokowi sudah menerima sejumlah nama calon kepala BIN. Beberapa nama yang kemungkinan bakal ditunjuk itu adalah politisi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, mantan Wakil Kepala BIN As'ad Ali, Ketua Umum PKPI Sutiyoso, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.