Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Sudah Tua, Aburizal Diminta Tak Calonkan Diri Lagi sebagai Ketum Golkar

Kompas.com - 05/11/2014, 18:09 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, meminta Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie tak kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum. Mekeng menilai, sosok Aburizal sudah terlalu tua. Selain itu, menurut dia, tak ada prestasi yang ditunjukkan Aburizal alias Ical selama memimpin Golkar lima tahun terakhir.

Mekeng mengatakan, regenerasi dalam tubuh Golkar adalah suatu keniscayaan.

"Presiden kita, Jokowi, 53 tahun. Presiden Amerika Serikat Barrack Obama pada waktu memimpin umur 46 tahun. Jadi, regenerasi adalah suatu proses alamiah," kata Mekeng di Jakarta, Rabu (5/11/2014).

Mekeng mengatakan, ia dan kader lainnya akan kecewa bila Ical masih mau maju dan memimpin Golkar untuk lima tahun mendatang pada usianya yang sudah menginjak 68 tahun.

"Ini sudah keterlaluan dan menunjukkan ambisi pribadi yang berlebihan," ujarnya.

Ia menambahkan, Ical juga gagal membawa Golkar memenangi pemilu legislatif. Pada pileg lalu, Golkar mendapatkan suara terbanyak kedua, di bawah PDI-P. Golkar juga gagal mengusung kadernya untuk menjadi calon presiden atau wakil presiden.

"Ini baru pertama kali Partai Golkar tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden, bahkan wakil presiden," ujar Wakil Ketua Fraksi bidang ekonomi di DPR ini.

Mekeng mengatakan, jika tak ada regenerasi di Golkar, ia memprediksi, akan sulit bagi partai berlambang pohon beringin itu untuk menjadi partai papan tengah. Selain itu, akan terjadi migrasi kader potensial ke partai baru yang lebih punya prospek.

"Apa alasannya bagi orang gagal mencalonkan diri lagi. Mestinya dia mengikuti jejak Pak Jusuf Kalla (JK) pada tahun 2009 pada saat kalah pilpres. JK langsung mengadakan musyawarah nasional (Munas) dan tidak maju lagi. Ini contoh yang baik sebagai pemimpin," kata mantan Ketua Badan Anggaran DPR ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Anggota DPR-nya Minta 'Money Politics' Dilegalkan, PDI-P: Cuma Sarkas

Anggota DPR-nya Minta "Money Politics" Dilegalkan, PDI-P: Cuma Sarkas

Nasional
Duit Rp 5,7 Miliar Ditjen Holtikultura Kementan Diduga Dipakai untuk Keperluan SYL

Duit Rp 5,7 Miliar Ditjen Holtikultura Kementan Diduga Dipakai untuk Keperluan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com