Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Miskin Terakses Bank

Kompas.com - 05/11/2014, 15:35 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui bantuan nontunai dengan layanan keuangan digital telah membuka akses warga miskin ke perbankan. Dalam tahap awal diketahui ada 25 persen warga yang menabung bantuan itu. Fakta ini bisa dikembangkan menjadi akses kredit produktif.

Secara bertahap, program ini akan menjangkau 15,5 juta rumah tangga miskin hingga akhir 2015. Apabila terlaksana dengan tuntas, dalam catatan Kompas, program ini akan menjadi program bantuan langsung terbesar di dunia yang mengalahkan Brasil melalui program sejenis dengan nama Bolsa Familia. Program tersebut hanya menjangkau 12 juta keluarga sejak 2003. Di Brasil, program ini berhasil memotong kesenjangan hingga 17 persen dalam waktu lima tahun dan menekan angka kemiskinan dari 42,7 persen menjadi 28,8 persen.

Direktur Eksekutif Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia Eni V Panggabean dalam keterangan pers bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), di Jakarta, Selasa (4/11/2014), menyatakan, layanan keuangan digital yang dibangun pemerintah sebagai sistem penyaluran bantuan adalah terobosan. Sistem itu multiguna.

Layanan keuangan digital pertama-tama mempermudah masyarakat mendapatkan bantuan. Mitigasi risikonya juga terjamin. Selain itu, sistem ini juga menjadi pintu bagi masyarakat miskin untuk masuk ke dalam sistem perbankan. Hal ini akan mendorong orang untuk menabung sekaligus membukakan akses kredit kepada bank. Dalam praktik keuangan mikro, tabungan menjadi syarat pokok untuk pemberian kredit. Dari kredit ini bisa digunakan untuk usaha produktif.

"Ini penting karena literasi keuangan penduduk Indonesia dalam survei Bank Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Demografi Universitas Indonesia pada 2012 masih rendah. Hanya 35,51 persen penduduk dewasa di Indonesia yang punya tabungan," kata Eni.

Pemerintah mulai 3 November meluncurkan subsidi langsung dengan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) melalui tiga kartu, yaitu Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Mereka adalah 25 persen penduduk Indonesia yang secara ekonomi berada di strata paling bawah.

PSKS adalah subsidi langsung dari pemerintah ke rekening simpanan rumah tangga sasaran menggunakan sistem layanan keuangan digital. Rekening itu berbasis nomor telepon seluler. Infrastrukturnya disiapkan oleh perbankan dan operator telepon seluler.

Dengan demikian, rumah tangga sasaran tinggal menerima kartu telepon seluler secara gratis. Masa aktifnya selama lima tahun. Aktivasi dan registrasi telah dilakukan operator telepon seluler dan perbankan. Nomor telepon seluler sekaligus berfungsi sebagai nomor rekening simpanan yang sudah terintegrasi dengan data penerima bantuan.

Basis telepon seluler digunakan karena penetrasi telepon seluler sudah amat luas di Nusantara. Tahun 2013, penetrasinya diperkirakan 240 juta atau hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia.

Melalui sistem itu, pemerintah langsung mentransfer dana bantuan ke nomor rekening rumah tangga sasaran.

Setiap waktu rumah tangga sasaran bisa mencairkan karena bentuknya simpanan. Mereka tinggal mendatangi kantor cabang bank setempat atau agen yang ditunjuk.

Sekretaris Eksekutif TNP2K Bambang Widianto menyatakan, nilai PSKS adalah Rp 200.000 per bulan per keluarga. Pada November-Desember ini, total nilainya Rp 6,2 triliun untuk 15,5 juta rumah tangga sasaran.

Peluncuran PSKS melalui sistem layanan keuangan digital untuk tahap pertama, yakni November-Desember 2014, menurut Bambang, baru menyasar 1 juta rumah tangga miskin.

Alasannya, layanan keuangan digital memerlukan pembangunan infrastruktur yang kompleks sehingga butuh waktu. Sisanya, sebanyak 14,5 juta orang miskin, tetap mendapatkan bantuan yang substansinya sama. Hanya caranya melalui giro pos.

Tahun 2015, penduduk yang belum terjaring layanan keuangan digital akan menyusul secara bertahap. Targetnya, semua terjaring paling lambat akhir tahun 2015.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Serangan Siber, TB Hasanuddin: Ini Kecelakaan atau Kebodohan Nasional?

Banyak Serangan Siber, TB Hasanuddin: Ini Kecelakaan atau Kebodohan Nasional?

Nasional
PAN Akan Gelar Rakernas, Siapkan Zulhas Jadi Ketua Umum Lagi

PAN Akan Gelar Rakernas, Siapkan Zulhas Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
DPR Heran Tak Ada 'Back Up' Data PDN yang Diserang, BSSN 'Lempar Bola' ke Kominfo

DPR Heran Tak Ada "Back Up" Data PDN yang Diserang, BSSN "Lempar Bola" ke Kominfo

Nasional
Budi Arie Beberkan Kronologi Serangan Siber ke PDN yang Bikin Layanan Lumpuh

Budi Arie Beberkan Kronologi Serangan Siber ke PDN yang Bikin Layanan Lumpuh

Nasional
8 Orang Sudah Daftar Seleksi Capim-Calon Dewas KPK

8 Orang Sudah Daftar Seleksi Capim-Calon Dewas KPK

Nasional
Pastikan Bansos Beras Lanjut Sampai Desember, Jokowi Sebut Anggaran Mencukupi

Pastikan Bansos Beras Lanjut Sampai Desember, Jokowi Sebut Anggaran Mencukupi

Nasional
Jokowi Diminta Jelaskan ke Publik Terkait Peretasan Sistem PDN

Jokowi Diminta Jelaskan ke Publik Terkait Peretasan Sistem PDN

Nasional
Wakil Ketua Komisi III: 82 Anggota DPR Terlibat Judi 'Online', MKD Akan Ambil Sikap

Wakil Ketua Komisi III: 82 Anggota DPR Terlibat Judi "Online", MKD Akan Ambil Sikap

Nasional
Buntut Serangan ke PDN, Menkominfo Bakal Wajibkan Instansi Pemerintah 'Backup' Data

Buntut Serangan ke PDN, Menkominfo Bakal Wajibkan Instansi Pemerintah "Backup" Data

Nasional
Di Abu Dhabi, Polri Tangkap WN China Buronan Kasus Penipuan 800 WN

Di Abu Dhabi, Polri Tangkap WN China Buronan Kasus Penipuan 800 WN

Nasional
Emirsyah Satar Dituntut 8 Tahun Penjara di Kasus Pengadaan Pesawat Garuda

Emirsyah Satar Dituntut 8 Tahun Penjara di Kasus Pengadaan Pesawat Garuda

Nasional
PDN Diretas, Menkominfo Akui Komitmen Indonesia dalam Pertahanan Siber Rendah

PDN Diretas, Menkominfo Akui Komitmen Indonesia dalam Pertahanan Siber Rendah

Nasional
Jokowi Didesak Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Secara Hukum

Jokowi Didesak Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Secara Hukum

Nasional
Budi Arie: Tidak Ada Negara di Dunia yang Tidak Terkena Serangan 'Ransomware'

Budi Arie: Tidak Ada Negara di Dunia yang Tidak Terkena Serangan "Ransomware"

Nasional
Sidang Vonis Terdakwa Korupsi yang Ancam 'Buldozer' Kemenkominfo Ditunda

Sidang Vonis Terdakwa Korupsi yang Ancam "Buldozer" Kemenkominfo Ditunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com