JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dihadapkan pada persepsi negatif masyarakat terhadap kondisi politik dan penegakkan hukum. Hal itu terlihat dalam survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Hasil survei menyebutkan bahwa jumlah responden yang menganggap keadaan politik saat ini lebih buruk sebanyak 36,2 persen. Sementara yang merasa lebih baik hanya 23,2 persen responden.
"Tren evaluasi keadaan politik semakin negatif pascakisruh pembahasan RUU Pilkada oleh DPR," ujar peneliti SMRC Djayadi Hanan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Sementara, mayoritas responden menganggap kondisi hukum lebih buruk, yakni 34,8 persen. Adapun yang menilai lebih lebih baik sebanyak 33,4 persen.
Namun, mayoritas masyarakat menilai ekonomi sekarang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sebanyak 32,6 persen responden menilai lebih baik dan 28,3 persen responden menilai lebih buruk.
Meski persepsi masyarakat masih negatif, Djayadi menuturkan, mayoritas publik meyakini pemerintahan Jokowi akan membawa kebaikan. Dalam survei SMRC ini, tingkat keyakinan masyarakat terhadap Jokowi relatif tinggi, yakni 74,5 persen.
Mereka yang yakin terhadap Jokowi secara demografis merata baik berdasarkan gender, desa-kota, maupun usia.
Survei yang dilakukan SMRC pada 2-4 Oktober, dengan melibatkan 1.520 responden. Margin of error dari survei ini, yakni 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancarai lewat tatap muka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.