Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaknai Susunan Kabinet Lewat Primbon

Kompas.com - 27/10/2014, 08:02 WIB

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Minggu, 26 Oktober 2014, pukul 17.17 WIB, Presiden Joko Widodo berada di podium halaman Istana Negara untuk mengumumkan susunan Kabinet Kerja.

Mengenakan atasan putih dan celana gelap, Joko Widodo didampingi ibu negara Iriana dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Mufidah Kalla.

Inilah penantian selama sepekan lebih yang mengundang polemik di tengah masyarakat. Tepat pada hari keenam setelah pelantikan, jokowi menjawab penasaran masyarakat dengan mengumumkan susunan kabinetnya. Meski dinilai lamban dalam mengumumkan kabinetnya, namun Jokowi mengatakan, pengumuman ini lebih cepat delapan hari dari yang diamanahkan undang-undang tentang Kementrian Negara. Seperti diketahui, undang-undang Kementrian Negara menegaskan, batas akhir seorang presiden mengumumkan kabinetnya adalah 14 hari setelah dirinya dilantik.

Saat berpidato Joko Widodo mengemukakan, bahwa proses penetapan menteri ini dilakukan dengan hati-hati dan cermat. "Ini menjadi keutamaan, karena kabinet akan berkerja lima tahun, kita ingin mendapatkan orang-orang terpilih dan bersih, sehingga kami mengonsultasikan lebih dulu ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) agar akurat dan tepat. Kita semua percaya pada KPK dan PPATK karena mereka memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang baik," papar Jokowi.

Setelah memberikan pengantar, Joko Widodo pun mengumumkan susunan Kabinet yang dia beri nama Kabinet Kerja, sesuai dengan jargon yang dia sebutkan saat pidato pertamanya di depan Sidang Paripurna MPR, 20 Oktober 2014. Joko Widodo kala itu mengatakan, yang utama bagi dirinya dan masyarakat adalah "Kerja, kerja, dan kerja!"

Maka Joko Widodo pun menyebut satu demi satu nama-nama menterinya beserta data singkat mengenai mereka. Setelah membaca 34 nama-nama para pembantunya di Kabinet Kerja, acara pun usai pada pukul 17.40 WIB.

Don dan Juha masih melototin televisi yang menyiarkan secara langsung pengumuman anggota kabinet itu. Keduanya saling berpandangan saat presiden dan wakilnya berlalu menuju ke dalam Istana Negara.

"Ada yang menarik?" tanya Juha kepada Don di Minggu senja itu.
"Selalu ada yang menarik di mana pun Jokowi berada, termasuk senja ini," Don menjawab.
"Bisa kau sebut yang menarik itu?"
"Pengumuman dilakukan pada hari Minggu pukul 17.17 WIB."
"Apa maknanya?"

"Dalam penanggalan Jawa, hari dimulai pada pukul 5 sore hari sebelumnya dan akan berakhir pada pukul 5 sore hari yang bersangkutan. Jadi, batas suatu hari adalah pk.5 sore. Berarti saat diumumkan sudah masuk hari Senin. Senin Wage. Senin adalah hari yang baik untuk semua keperluan. Menurut kepercayaan Jawa, jika anda lahir pada hari Senin Wage maka anda jarang terjebak dalam keadaan yang memalukan! Ini dikarenakan anda suka merencanakan dan menimbang pilihan anda dengan hati-hati jauh sebelum mengambil tindakan. Sedangkan angka 17 bagi orang Indonesia dinilai angka keramat, itulah sebabnya Bung Karno memilih tanggal 17 saat memerdekan bangsa ini."

"Terus apa lagi ang menarik?"

"Presiden beserta wakilnya dan menteri-menterinya berpakaian putih. Warna putih adalah simbol kebaikan, keadaan tak bersalah, kemurnian, segar, bersih."

"Ya, ya, putih adalah juga representasi kehadiran seluruh warna dasar dalam keadaan maksimum dengan proporsi sama besar. Putih, seperti juga hitam dan abu-abu, tidak bisa dikatakan didefinisikan sebagai warna tertentu. Putih dalam pengertian ideal berarti kehadiran seluruh warna dengan cahaya maksimum sehingga tidak bisa lagi direpresentasikan oleh mata atau sensor kamera, berkebalikan dengan definisi ideal hitam," Juha ikut berkomentar.

"Warna putih dikategorikan sebagai warna netral. Putih melambangkan kedamaian dan kepolosan. Warna putih mampu menunjukkan rasa permohonan maaf, spiritualitas, kesederhanaan, kesempurnaan dan keamanan. Warna putih juga memberikan aura kebebasan serta keterbukaan," Don menimpali.

"Memangnya Pak Jokowi masih membawa serta ke-Jawa-annya meski sudah hidup di Jakarta?"
"Orang Jawa di mana pun berada tetap orang Jawa, sama dengan orang dari suku-suku lainnya. Di mana pun mereka tinggal, tentulah mereka sudah bersama dengan tradisi dan kebiasan di dalam pikiran dan hatinya."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com