Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Harapkan Menko Perekonomian Jokowi Pro-pasar

Kompas.com - 17/10/2014, 07:01 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo diminta mencari menteri koordinator bidang perekonomian dengan rekam jejak yang bersih dan bisa dipercaya oleh berbagai kalangan. Posisi menko perekonomian tidak boleh diisi oleh seorang dengan rekam jejak buruk, apalagi terkait kasus korupsi.

"Terlebih lagi, sosok menteri perekonomian harus mendapat kepercayaan dari pelaku usaha," kata Gunawan, Direktur Eksekutif Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS), di Jakarta, Kamis (16/10/2014).

Jika pengusaha tidak memercayai menko perekonomian, Gunawan khawatir nantinya kondisi pasar akan rusak. Pengusaha tak mau lagi berinvestasi dan menanamkan sahamnya di Indonesia.

Selain itu, dia melanjutkan, menteri yang bersih juga akan membuat tekanan dari Koalisi Merah Putih yang ada di parlemen berkurang. "Di tengah koalisi oposisi yang mayoritas di DPR, maka diperlukan sosok menteri yang bersih sehingga tidak dijadikan sandera dalam rangka meningkatkan serangan oposisi terhadap presiden," ujarnya.

Gunawan pun menyayangkan nama-nama calon menteri perekonomian yang beredar belakangan ini justru berpotensi tersangkut kasus korupsi. Dia mencontohkan nama mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang terseret kasus Century; dan mantan Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, yang terseret kasus pajak BCA.

Menurut dia, setelah menjadi presiden nanti, Jokowi jelas membutuhkan postur APBN yang kuat untuk menjalankan progam pemerintahan. Oleh karena itu, Jokowi perlu memacu optimalisasi penerimaan negara melalui pajak.

"Ini menjadi signifikan. Maka dari itu, menteri bidang perekonomian seharusnya tidak tersangkut permasalahan pajak perusahaan nasional dan perusahaan transnasional," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com