"Saya selama 10 tahun menjaga jarak dengan KPU karena takut difitnah. Jangan-jangan kekuasaan memengaruhi karena banyak yang tidak tahu bahwa pemilu diselenggarakan oleh sebuah KPU, yang bersifat nasional tetap dan mandiri," kata SBY kepada jajaran KPU.
SBY mengaku sangat ingin bertemu dengan KPU lantaran sebagai kepala negara dia merasa wajib mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas kesuksesan penyelenggaraan pemilu. Momentum bertemu dengan KPU kali ini, diakui SBY, juga tepat karena dirinya akan segera mengakhiri masa jabatannya.
"Sehingga tidak ada yang curiga. Kalau saya masih capres lagi, ah, pasti SBY mau menggunakan KPU. Pasti ada apa-apanya. Alhamdulillah sejarah mencatat sejak 1999 pertama kali kita pemilu, pada tahun 2004, 2009, 2014, KPU benar-benar mandiri. Tidak ada siapa pun yang bisa memengaruhi KPU," imbuh politisi Partai Demokrat itu.
Oleh karena itu, SBY meminta agar para anggota KPU dan KPUD bisa memahami mengapa selama ini dirinya menjaga jarak. Hal tersebut dilakukan SBY karena semata-mata ingin menghindari fitnah.
"Saya tidak mau difitnah," ujar SBY, yang akan pensiun sebagai Presiden RI pada 20 Oktober mendatang.
Pertemuan KPU dengan Presiden kali ini lebih membahas soal kegiatan KPU dalam melakukan evaluasi dan pelaporan hasil pemilu 2014. Kegiatan ini diikuti oleh 221 peserta yang terdiri dari 8 orang ketua dan anggota KPU RI, 1 orang Sekretaris Jenderal KPU, Kepala Biro, Wakil Kepala Biro dan Inspektorat Sekretariat Jenderal KPU, 33 orang Ketua KPU provinsi, 132 orang anggota KPU provinsi, dan 33 orang Sekretaris KPU provinsi seluruh Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.