"Faktanya, yang dilakukan SBY di forum-forum internasional itu hanya pencitraan. Tidak membawa manfaat apa pun bagi Indonesia," kata aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Irhash Ahmady dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (12/10/2014).
Selain Walhi, hadir perwakilan aktivis lain yang tergabung dalam Forum Masyarakat Sipil Untuk Kebijakan Luar Negeri yakni INFID, IGJ, Migrant Care, PWYP, PATTIRO, ASPPUK, Koalisi Perempuan Indonesia dan Bina Desa.
Irhash menjelaskan, salah satu yang tidak dihasilkan dari berbagai forum internasional itu, adalah mengenai perubahan iklim. "Mengenai antisipasi perubahan iklim, komitmen dia di dunia internasional diapresiasi. Tapi kebijakan di dalam negeri tidak sejalan. Pelepasan kawasan hutan menjadi kawasan industri terus dilakukan," papar Irhash.
Aktivis International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Khoirun Nikma menambahkan, di dunia internasional SBY juga sangat dikenal akan keberhasilannya menjaga demokrasi di Indonesia. Namun, citra itu juga tidak sejalan dengan langkah pemerintah yang mengusulkan rancangan undang-undang pemilihan kepala daerah sehingga mengubah sistem pilkada langsung menjadi dipilih oleh DPRD.
Apalagi, Partai Demokrat yang dipimpin SBY memutuskan walkout dalam pembahasan itu yang akhirnya membuat partai pendukung pilkada DPRD memenangkan voting dari partai pendukung pilkada langsung.
"Negara kita dikenal sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, tapi justru mengalami kemunduran karena pilkada lewat DPRD ini," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.