Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hashim Bantah Akan Hambat Pemerintahan Jokowi-JK

Kompas.com - 10/10/2014, 13:25 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo membantah bahwa dirinya akan menghambat jalannya pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla seperti yang diberitakan sejumlah media lokal dan nasional.

"Pemberitaan tersebut tidak benar dan sangat menyesatkan opini publik terhadap saya pribadi maupun Koalisi Merah Putih (KMP)," kata Hashim dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (10/10/2014), seperti dikutip Antara.

Ia menyatakan, hasil wawancaranya dengan The Wall Street Journal dan Reuters telah dipelintir oleh sejumlah media lokal dan nasional. (Baca: Hashim Sebut Ada Harga yang Harus Dibayar Jokowi atas Pencapresannya)

Menurut dia, berita-berita yang tersiar di beberapa media lokal dan nasional saat ini sangat jauh berbeda dengan hasil asli wawancaranya dengan media asing, yang dilakukan dalam bahasa Inggris, baik konten maupun konteksnya.

"Tulisan yang menyimpulkan bahwa saya dan atau KMP akan bertindak menghambat pemerintahan Jokowi adalah hal yang tidak benar dan merupakan manipulasi besar yang tidak bertanggung jawab," tegas Hashim. (Baca: PAN Tak Mau Ikut Skenario Hashim untuk Hambat Pemerintahan Jokowi)

Adik kandung Prabowo Subianto ini juga memaparkan bahwa dalam proses wawancara dengan media asing tersebut, dirinya menjawab beberapa pertanyaan terkait sikap dan posisinya maupun KMP terhadap pemerintahan Jokowi-JK.

Dalam proses wawancara tersebut, dirinya dan KMP akan bersikap konstruktif dan proaktif terhadap pemerintahan Jokowi. Konstruktif yang dimaksud yakni akan mendukung segala kebijakan yang akan berdampak baik bagi rakyat Indonesia, menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan dasar negara Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Sedangkan yang bersifat proaktifnya berarti mengawasi, mengkritik, dan mengkoreksi kebijakan pemerintah yang akan mungkin merugikan rakyat, merusak keutuhan NKRI serta yang tidak sesuai dengan Pancasila, UUD 45, maupun Bhinneka Tunggal Ika," papar Hashim.

Kedua hal tersebut, lanjut dia, sesuai dengan fungsi parlemen yang diatur oleh konstitusi negara Indonesia dan juga dilakukan oleh parlemen di negara-negara demokrasi di dunia sesuai dengan sistem mereka masing-masing. (Baca: Fadli Zon: Pernyataan Hashim Bukan Mewakili Koalisi Merah Putih)

Oleh karena itu, Hashim menilai tindakan memenggal, memanipulasi, lalu menyajikannya sebagai berita kepada publik sangat jauh dari prinsip berintegritas, profesional, berimbang, dan menjaga kebebasan pers yang bertanggung jawab berdasarkan Pancasila.

"Kenyataan ini sangat memprihatinkan karena tidak saja merugikan pihak yang dijadikan korban, tetapi merupakan tindakan yang sangat membodohi rakyat dan tidak memberi kontribusi positif apa pun bagi bangsa Indonesia yang sedang berjuang untuk bangkit menjadi Indonesia yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih bermartabat," kata Hashim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Nasional
Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Nasional
PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

Nasional
Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Nasional
Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Nasional
PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

Nasional
Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Nasional
VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

Nasional
La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

Nasional
La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Nasional
Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Nasional
Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Nasional
Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com