Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Minta DPR Tunggu Kabinet Jokowi-JK soal Wacana Penambahan Komisi DPR

Kompas.com - 08/10/2014, 17:41 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak terburu-buru dalam menambah jumlah komisi. DPR diminta menunggu susunan kabinet yang akan dibentuk presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Kita semua kan belum tahu seperti apa struktur kabinet yang ada di Jokowi-JK. Kalau polanya mengikuti kemitraan dan struktur yang disiapkan pemerintah, harusnya ditunggu dulu struktur kabinet yang disiapkan Jokowi-JK. Sebaiknya, DPR tidak perlu terburu-buru dalam menetapkan jumlah komisi," ujar politisi PDI-P, Arif Wibowo, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Arif meminta agar DPR mengkaji lebih dalam kelebihan dan kekurangan dari penambahan jumlah komisi. Arif juga mempertanyakan niat penambahan jumlah komisi yang diwacanakan Koalisi Merah Putih itu.

"Ini semua tergantung niat dan motifnya, apakah DPR sekarang berorientasi kepada suatu penguatan fungsi yang harusnya dijalankan menyangkut tiga fungsi DPR untuk mengawal pemerintahan efektif atau diniatkan untuk menjegal pemerintah sehingga tidak mampu bekerja dengan baik," kata Arif.

Dia berharap agar penerapan kebijakan terkait jumlah komisi tidak dijalankan secara otoriter, tetapi tetap mengedepankan kepentingan rakyat. Menurut Arif, apabila pimpinan DPR yang baru terbentuk memang benar-benar ingin membantu pemerintah, apa pun struktur alat kelengkapan Dewan tetap akan berjalan efektif.

"Maka dari itu, kita lihat saja hubungan DPR dan pemerintah ke depan," ucap Arif.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon berpendapat, selama ini komisi yang ada di DPR memiliki banyak mitra di pemerintahan. Karena itu, ia menilai, anggota DPR menjadi kurang produktif karena banyak persoalan yang harus diselesaikan. (Baca: Koalisi Merah Putih Ingin Mekarkan Komisi di DPR, Ini Alasannya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com