Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Mustahil Pemilihan Pimpinan MPR Dilakukan Melalui Musyawarah

Kompas.com - 07/10/2014, 18:43 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan ketua tim sukses calon presiden Prabowo Subianto, Mahfud MD menilai mustahil jika pemilihan ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat dilakukan secara musyawarah di parlemen. Menurut pengamatan Mahfud terhadap perkembangan proses pemilihan hingga siang tadi, kemungkinan penentuan pimpinan MPR akan dilakukan melalui sistem voting.

"Selama ini kan kalau memilih orang musyawarah mufakat itu hampir tidak mungkin, kecuali sejak awal sudah dikendalikan oleh satu kekuatan," kata Mahfud di Jakarta, Selasa (7/10/2014).

Kendati menilai musyawarah mufakat lebih sejiwa dengan konstitusi, Mahfud berpendapat tidak menjadi masalah jika pemilihan ketua MPR dilakukan melalui voting. Menurut dia, voting boleh saja dilakukan sepanjang tidak saling jegal.

"Kalau dalam suasana yang demokratis selama ini, kalaus udah memilih orang itu memang susah untuk musyawarah mufakat. Oleh sebab itu asal sportif, voting tidak apa, asal jangan saling jegal, jangan saling curang," ujar mantan Ketua MK ini.

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman mengklaim bahwa mayoritas legislator periode 2014-2019 akan menyepakati usulan pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dipilih melalui musyawarah. Oleh karena itu, Irman saat ini tengah berusaha melobi Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat di parlemen.

DPD bersama koalisi pendukung Jokowi-JK sebelumnya mengusulkan agar pemilihan pimpinan MPR dilakukan secara musyawarah mufakat. Koalisi Jokowi-JK bahkan memberikan posisi Ketua MPR kepada DPD. Sementara empat kursi wakil ketua MPR akan dibagi rata antara koalisi Jokowi-JK dengan Koalisi Merah Putih.

Irman menuturkan, harapan DPD pada pemilihan pimpinan MPR nanti bisa berlangsung kondusif, tidak seperti pemilihan di DPR. Pemilihan pimpinan DPR dilakukan dengan voting sehingga Koalisi Indonesia Hebat tidak mendapat kursi pimpinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com