NEW YORK, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, penyelesaian masalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) maupun gangguan teror di mana pun harus dilakukan secara menyeluruh dan tepat sehingga efektif.
"Dengan kompleksitas konflik di seluruh dunia, solusi yang hanya menyandarkan pada pendekatan militer saja biasanya tidak akan memperbaiki situasi," kata Presiden saat menyampaikan kuliah umum di hadapan 1.000 kadet Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, Senin siang waktu setempat atau Selasa (23/9/2014) dini hari waktu Jakarta, seperti dikutip Antara.
Presiden mengatakan, penyelesaian komprehensif harus dijalankan, antara lain dengan pendekatan politik dan solusi lainnya.
"Misalnya, untuk menghadapi tantangan ISIS di Timur Tengah dan aksi terorisme di sudut mana pun di dunia ini, saya percaya bisa dilakukan dengan multi-pendekatan," katanya.
Kepala Negara menambahkan, "Untuk bisa menghadapi kesulitan dan situasi yang rumit, kita juga harus mengaplikasikan soft power atau kekuatan yang cerdas dalam berbagai bentuk."
Presiden menambahkan, ISIS bisa saja dikalahkan secara militer, tetapi juga harus dilakukan langkah-langkah untuk memastikan agar generasi mendatang tidak lagi menganut paham yang sama.
"Ini bukan hanya tugas dari militer, tetapi juga tugas politisi, diplomat, pemimpin agama, dan juga kalangan masyarakat sipil. Di Indonesia, sebagai contoh untuk menghadapi terorisme, kami melakukan pendekatan deradikalisasi, antara lain memberdayakan pemimpin agama untuk melawan pengaruh ekstrem," paparnya.
Presiden menyampaikan kuliah umum yang bertema "Peran Militer dalam Dunia yang Berubah". Kehadiran Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono di salah satu akademi militer terkemuka di dunia tersebut merupakan undangan pihak West Point.
Dalam kuliah umum yang diselenggarakan di Auditorium Robinson, Thayer Hall, West Point tersebut, Presiden didampingi oleh Komandan United States Military Academy (USMA) Letnan Jenderal Robert L Caslen Jr, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto, dan sejumlah pejabat lainnya.
Saat tiba di USMA, selain diterima oleh Letjen Robert L Calsen Jr, Presiden juga menerima penghormatan militer dari jajaran kehormatan kadet West Point yang membawa panji-panji West Point, bendera Amerika Serikat dan bendera Merah Putih. Juga dikumandangkan lagu Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Amerika Serikat.
Seusai disambut secara kehormatan militer, Presiden dan Ibu Negara juga diterima secara resmi di Ruang Sylvanus Thayer Award dan kemudian Presiden dan Ibu Negara saling bertukar cendera mata dengan Letjen Calsen yang juga didampingi Ny Calsen.
Presiden Yudhoyono memberikan kenang-kenangan berupa patung prajurit TNI menggunakan baret biru dengan membawa senjata dan bendera Merah Putih.
Kepala Negara mengatakan, patung itu menggambarkan peran Indonesia dalam kontribusi perdamaian internasional dan kerja sama yang kokoh dengan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.
Sementara itu, Calsen memberikan buku tentang West Point kepada Presiden. Demikian juga Ibu Negara memberikan kenang-kenangan kain batik dan buku mengenai batik kepada Ny Calsen. Sebaliknya, Ny Calsen memberikan kenang-kenangan berupa syal dari sutra dengan gambar khas gedung-gedung West Point.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.