Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi "Voting" RUU Pilkada, Ini Instruksi Demokrat kepada Anggotanya

Kompas.com - 22/09/2014, 12:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat Andi Timo Pangerang menegaskan, partainya mengambil sikap yang berseberangan dengan Koalisi Merah Putih terkait RUU Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Partai Demokrat, kata Andi, akan mendukung pelaksanaan pilkada langsung.

"Kami berbeda (dari Koalisi Merah Putih). Itu jelas, dan kami yang paling pertama mengumumkan itu sikap kami. Standing Partai Demokrat sudah jelas, yaitu kami mendengar suara rakyat yang menginginkan pilkada langsung," ujar Andi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/9/2014).

Menurut dia, keputusan itu sudah disepakati DPP Partai Demokrat dan akan diturunkan ke tingkat Fraksi Partai Demokrat. Andi mengaku partainya sudah menyiapkan skenario apabila RUU Pilkada terpaksa harus melalui voting dalam rapat paripurna.

"Kalau sampai voting, maka kami pada pilihan pilkada langsung, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten," kata dia.

Untuk mempersiapkan skenario adanya voting terkait RUU Pilkada, Andi mengungkapkan, Fraksi Partai Demokrat sudah mengeluarkan imbauan kepada para anggotanya untuk tetap berada di Jakarta.

"Mulai Senin ini, kami keluarkan imbauan agar semua anggota hadir dalam rapat paripurna sampai tanggal 29 September mendatang. Semua yang di luar negeri harus hadir di paripurna. Untuk pilkada, apalagi, selisih suaranya tipis hanya 14 suara, maka kami wajibkan hadir," imbuh Wakil Ketua Komisi XI tersebut.

Sebelumnya, Andi bersama Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mengumumkan bahwa Demokrat mendukung pilkada langsung. (Baca: Syarief Hasan Tegaskan Demokrat Dukung Pilkada Langsung)

Namun, ada 10 syarat yang diminta Demokrat untuk perbaikan mekanisme pilkada langsung yang sudah berjalan hampir 10 tahun. (Baca: Dukung Pilkada Langsung, Ini 10 Syarat yang Diminta Demokrat)

Sikap Demokrat itu mengubah peta politik. Kini, pendukung pilkada langsung mendominasi di DPR. Namun, peta politik bisa berubah ketika pengambilan keputusan pada 25 September mendatang. Bisa saja tidak semua anggota Dewan hadir, terutama yang tidak terpilih kembali dalam periode 2014-2019. (Baca: Jika Tak Solid, Pendukung Pilkada Langsung Bisa Kalah Ketika Voting))
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Nasional
Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Nasional
PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

Nasional
Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com