Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putusan Sidang MK, Polri Imbau Masyarakat Pantau di Rumah Saja

Kompas.com - 20/08/2014, 16:40 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Ronny Sompie mengimbau masyarakat untuk tidak mengikuti ajakan menyaksikan sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden secara langsung di Gedung Mahkamah Konstitusi. Ia mengatakan, masyarakat dapat menyaksikan sidang melalui tayangan langsung di beberapa stasiun televisi.

Hal tersebut, imbuh Ronny, untuk mengantisipasi membeludaknya massa di sekitar Gedung MK yang mengakibatkan terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Masyarakat tidak perlu terprovokasi hadir di MK karena media TV juga sudah menayangkan sidang secara terbuka," ujar Ronny di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Ronny mengatakan, dalam membangun keamanan dan ketertiban nasional, Polri memerlukan peran serta media dan masyarakat agar masyarakat lainnya tidak resah menghadapi isu-isu yang tidak menyenangkan menjelang sidang putusan PHPU. Ia menjamin jalannya sidang akan berlangsung kondusif karena Polri telah menerapkan pengamanan Siaga I di Jakarta dan sekitarnya.

"Polri siap dan siaga siapkan pasukan pengamanan di MK dalam menyampaikan hasil putusan sidang," ujarnya.

Ronny menambahkan, Polri telah berpengalaman pada pemilu-pemilu sebelumnya untuk mengantisipasi massa yang berunjuk rasa. Ia mengatakan, Polri akan menerapkan penindakan bertingkat sesuai kondisi keamanan yang terjadi.

"Untuk kasus-kasus anarkis yang sudah tidak bisa dikendalikan, pakai senjata api untuk mengingatkan (tembakan peringatan). Polri meminta untuk mundur," kata Ronny.

Polri menetapkan status pengamanan Siaga I sejak 19 Agustus 2014 yang diperkirakan akan diterapkan hingga 22 Agustus 2014. Dalam Siaga I, Polri dibantu oleh 10 Polda, yaitu dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Lampung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur, sebanyak 20 satuan setingkat kompi atau 2.000 personel.

Sebagai informasi, MK akan memutuskan hasil PHPU yang dimohonkan oleh pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa pada 21 Agustus 2014. Tim Prabowo-Hatta mendalilkan adanya pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif hampir di semua provinsi saat pilpres lalu. Selama proses persidangan, kubu Prabowo-Hatta terus mengerahkan massa untuk berunjuk rasa di depan gedung MK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com