Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Prabowo-Hatta Sebut Ada Upaya Pembakaran Kertas Suara di Cilincing

Kompas.com - 14/08/2014, 15:17 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Salah seorang relawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Sugiyono, mengatakan, ada upaya pembongkaran kotak suara di Kantor Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Tak hanya itu, ia menyebutkan bahwa berkas dokumen kertas suara dalam kotak suara tersebut dikeluarkan di tempatnya untuk dibakar.

Hal itu diungkapkan oleh Sugiyono dalam persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, Kamis (14/8/2014). Awalnya, ia mendapatkan informasi dari salah seorang warga yang kebetulan melintas di depan Kantor Kecamatan Cilincing kira-kira pukul 01.30 WIB. Warga itu mendapati adanya keramaian yang berlangsung di kantor kecamatan itu.

"Pada saat dihubungi, kebetulan saya sedang berada di Pondok Gede. Kemudian, saya berangkat ke Kantor Kecamatan Cilincing dan tiba sekitar pukul 03.00 WIB," kata Sugiyono.

Di lokasi itu, Sugiyono berkenalan dengan tiga orang, yakni anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), Billy, anggota Panitia Pengawas Lapangan (PPL), Yossy, dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Zaenal. Ia meminta agar ditunjukkan kotak suara yang kabarnya dibuka itu.

"Saya diperlihatkan dan masuk untuk melihat kotak suara. Semua sudah tersegel seperti semula. Tapi, saya sedih. Saya sangat sedih karena melihat isinya ada di luar di dalam boks," ujarnya.

Ketua Majelis Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva bertanya alasan Sugiyono sedih. Menurut Sugiyono, Panwascam mengatakan bahwa dokumen kertas suara itu rencananya akan dibakar setelah direkap ulang.

Sugiyono sempat meminta hasil rekapitulasi suara ulang yang dilakukan oleh ketiga orang itu. Namun, Sugiyono mengaku mendapatkan jawaban mengejutkan. "Ini asal-asalan saja, Pak, yang penting saya tulis," katanya menirukan jawaban saat itu.

Namun, Sugiyono tidak menyebut siapa yang memberikan pernyataan itu.

Seusai mendengar jawaban Sugiyono, hakim konstitusi Aswanto mengingatkannya agar memberikan keterangan jujur sesuai sumpah. Selain itu, jika memberikan keterangan palsu, Sugiyono dapat diancam pidana penjara tujuh tahun. Sugiyono menjawab siap berkata jujur dan menanggung risikonya.

Aswanto pun kembali bertanya siapa yang mengatakan ingin membakar dokumen kertas suara itu. Sugiyono menyebut nama Billy. "Lalu, reaksi Anda bagaimana?" tanya Aswanto. "Saya kaget saja," kata Sugiyono. "Setelah itu, tidak ada dialog kenapa mau dibakar?" kembali Aswanto bertanya. "Saya diam saja," kata Sugiyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com