Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Prabowo Mengaku Terima SMS Ancaman, Isinya "Jangan Bersaksi Dusta"

Kompas.com - 14/08/2014, 14:02 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Saksi yang dihadirkan tim kuasa hukum Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Martinus Adi, mengaku keluarganya diancam oleh oknum yang belum diketahui identitasnya. Ancaman itu ia terima melalui pesan layanan singkat yang diterima sebelum bersaksi di sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) presiden dan wakil presiden, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

"Di MK hari ini saya sampaikan, istri dan anak saya diancam karena saya bersaksi. Rumah Novela (Nawipa) juga mau dirusak," kata Martinus saat diberi waktu menyampaikan keterangannya oleh hakim konstitusi di persidangan tersebut. Novela merupakan saksi asal Papua yang dihadirkan tim kuasa hukum Prabowo-Hatta.

Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva meminta Martinus hanya berbicara sesuai hal yang ditanyakan agar persidangan berlangsung lebih tertib dan lancar. "Saya ingatkan saudara, jangan bicara sendiri terus. Saudara sampaikan saja pengalaman yang saudara lihat dalam proses pengambilan suara di wilayah saudara," kata Hamdan.

Martinus pun meminta maaf kepada majelis hakim dan melanjutkan kesaksiannya. Selama bersaksi sekitar 10 menit, warga Kabupaten Nabire itu mengungkapkan tidak adanya proses pemungutan suara di desanya. Ia mengaku heran karena pada pemilu sebelumnya selalu ada proses pemungutan suara atau melalui sistem noken yang disosialisasikan pada warga, termasuk dalam pemilihan kepala daerah. Kesaksian itu dicatat oleh majelis hakim dan akan dimasukkan dalam bahan pertimbangan pengambilan kesimpulan.

Saat sidang memasuki masa skors, Martinus kembali menegaskan bahwa ancaman yang ia terima menyangkut keselamatan anak dan istrinya di Nabire. Namun, ia tidak menggubris ancaman tersebut karena merasa memiliki kewajiban untuk memberikan kesaksian demi menyampaikan fakta.

"Lewat SMS, bunyinya jangan bersaksi dusta. Saya tidak takut, saya tidak balas (SMS tersebut)," ujarnya.

Pada sidang sebelumnya, saksi Prabowo-Hatta asal Papua, Novela Nawipa, juga mengaku menerima ancaman setelah memberikan kesaksian di MK. Menanggapi hal itu, tim kuasa hukum Prabowo-Hatta meminta majelis hakim konstitusi membantu memberikan rekomendasi untuk menjamin keamanan dan keselamatan para saksinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com