Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awang Farouk dan Alex Noerdin Dapat Penghargaan dari Presiden SBY, Ini Penjelasan Mereka

Kompas.com - 13/08/2014, 15:58 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Dua di antara 56 tokoh yang mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diketahui memiliki "catatan hitam" dalam perjalanan kariernya. Mereka adalah Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk, mantan tersangka kasus divestasi saham PT Kaltim Prima Coal pada tahun 2010 silam, dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, yang terungkap dalam keputusan Mahkamah Konstitusi menggerakkan pejabat pemerintah dan penyalahgunaan APBD Sumatera Selatan dalam Pilkada Sumatera Selatan pada 2013 lalu.

Bagaimana respons keduanya setelah mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Rabu (13/8/2014) ini? Awang mengungkapkan, pemberian penghargaan tersebut dilakukan atas dasar penilaian pemerintah dan negara.

"Silakan saja Anda ke Kaltim lihat sendiri apa yang telah kami lakukan selama ini. Yang jelas, apa yang saya dapatkan hari ini adalah merupakan suatu penghargaan kepada rakyat Kaltim, kebetulan saja saya gubernurnya," ujar Awang.

Saat ditanyakan soal perkaranya yang berujung pada surat perintah penghentian perkara (SP3) kontroversial yang dikeluarkan Kejaksaan Agung, Awang enggan berkomentar.

"Lho kan saya yang dinilai. Jangan tanya saya," cetus Awang yang dapat penghargaan Bintang Jasa Utama ini.

Sementara itu, Alex Noerdin menyebut penghargaan yang didapatnya lantaran dia telah membuat sekolah gratis di Sumatera Selatan. Selain itu, Alex membanggakan prestasi daerahnya di bidang olahraga.

"Lain-lain itu juga banyak sekali. Jadi, kalau disebutkan satu-satu, harus orang luar yang bicara, bukan saya ya," kata Alex yang mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Utama ini.

Mantan calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2012 lalu ini pun enggan berkomentar soal kasusnya yang telah diputus di MK dan menunjukkan adanya fakta lain di balik Pilkada Sumsel 2013.

Sebelumnya, MK mengukuhkan kemenangan bagi Alex dan pasangannya. Namun, MK juga mengakui adanya politik uang yang dilakukan Alex sebagai calon petahana dengan menggunakan APBD Sumatera Selatan.

"Kami sama sekali nggak tahu itu. Keputusan sudah seperti itu (MK kukuhkan kemenangan Alex). Ini bukan suatu pertanyaan yang harus dipertanyakan," ungkap Alex singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com