Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendesak Allah Berpihak kepada Prabowo, Ini Penjelasan Ali Mochtar Ngabalin

Kompas.com - 07/08/2014, 14:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Orasi para pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kembali disorot publik. Kali ini, giliran orasi politisi Partai Golkar, Ali Mochtar Ngabalin, yang disorot setelah mendesak Allah SWT untuk berpihak kepada Prabowo-Hatta.

Sebelumnya, publik menyoroti orasi Ketua Umum DPN Srikandi Partai Gerindra Nurcahaya Tandang saat halalbihalal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Jakarta, Minggu (3/8/2014). Saat itu, Nurcahaya menyebut bahwa Prabowo "titisan Allah SWT".

Belakangan, Nurcahaya mengaku "keseleo lidah". Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada publik. (Baca: Sebut Prabowo Titisan Allah, Ketum Srikandi Gerindra Minta Maaf)

Ngabalin juga sempat berorasi saat acara halalbihalal itu. Orasi Ngabalin di depan massa simpatisan Prabowo-Hatta itu direkam, kemudian diunggah ke YouTube.

Saat berorasi sekitar 6 menit, Ngabalin mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada para simpatisan. Ia juga menyinggung gugatan hasil Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi bahwa bukti yang dimiliki pihaknya sempurna. Ngabalin juga meyakini bahwa Prabowo-Hatta yang akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada Oktober mendatang.

Namun, publik terganggu dengan pernyataan Ngabalin soal desakan kepada Allah SWT. Awalnya, ia meminta para pendukung untuk terus mendoakan perjuangan tim hukum Prabowo-Hatta.

"Kita mendesak Allah SWT berpihak kepada kebenaran, berpihak kepada Prabowo-Hatta. Setuju?" ucap Ngabalin disambut teriakan "setuju" dari para pendukung.

Berbagai komentar kemudian bermunculan di jejaring sosial, seperti di Twitter.

"Setelah "titisan Allah", kini "mendesak Allah," tulis pemilik akun @bungapertiwi.

"Bukannya titisan, knp hrs mdesak? =))," tulis ‏pemilik akun @pnath.

"udah gila beneran| Astaghfirullah," tulis pemilik akun @zul1an.

"Dijanjiin apaan sih ente pak??," tulis pemilik akun @al_ashartanto.

Ketika dikonfirmasi soal orasi itu, Ngabalin mengaku bahwa dirinya tengah meminta pertolongan Tuhan untuk memenangkan Prabowo-Hatta. Menurut Direktur Politik Tim Pemenangan Prabowo-Hatta itu, Prabowo sedang berada dalam posisi terzalimi dan patut meminta bantuan Tuhan.

"Memang kalau kita terdesak, kalau merasa teraniaya, merasa dizalimi, kan keberpihakan Tuhan pada orang yang dizalimi," kata Ngabalin saat dihubungi, Kamis (7/8/2014).

Ia mengaku melontarkan pernyataan itu secara terpaksa karena Prabowo memilih diam menghadapi semua penilaian miring dan fitnah yang beredar. Ngabalin merasa kehilangan kesabaran dan menganggap perlunya sikap tegas untuk mendukung Prabowo.

"Beliau di-black campaign bertubi-tubi, tetapi tak pernah beri tanggapan, diam, dan sangat santun," ujarnya.

"Ketika saya melawan, dia (Prabowo) bilang ke saya 'my brother Ngabalin, sabar, apakah Anda tahu, God never sleep, God never lie....' Itu menggemaskan buat kita yang muda," tambah mantan politisi PBB itu.

"Makanya saya bilang, kita berdoa supaya Tuhan menurunkan bala tentaranya untuk berpihak dan mendukung Pak Prabowo. Aman itu, di agama dibenarkan. Saya siap dipertemukan jika ada yang beranggapan berbeda," pungkasnya.

Berikut video orasi Ngabalin di YouTube:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com