Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Prabowo Titisan Allah, Ketum Srikandi Gerindra Minta Maaf

Kompas.com - 07/08/2014, 09:58 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengguna jejaring sosial tengah ramai membicarakan orasi Ketua Umum DPN Srikandi Partai Gerindra Nurcahaya Tandang saat halalbihalal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Jakarta, Minggu (3/8/2014). Pembicaraan itu merujuk pada pidato Nurcahaya dalam video yang beredar di media sosial.

Dalam pidato sekitar 6 menit, Nurcahaya lantang menolak penetapan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2014-2019 oleh Komisi Pemilihan Umum. Setidaknya, hingga Kamis (7/8/2014) pukul 09.30 WIB, video itu sudah ditonton 64.000 kali.

Dalam orasinya, Nurcahaya berbicara mengenai intervensi asing, negara yang sudah dijual ke asing, boneka asing, wacana pembentukan panitia khusus pemilu presiden di DPR, perselisihan hasil pilpres di Mahkamah Konstitusi, pemimpin komunis, hingga ancaman membuat peradilan jalanan jika aparat penegak hukum tidak berlaku adil.

Namun, fokus pembicaraan publik bukan soal itu. Publik terganggu dengan pernyataan Nurcahaya bahwa Prabowo "titisan Allah SWT". Awalnya, Nurcahaya bercerita tentang alasan mereka harus mendukung Prabowo. Perempuan lulusan S-3 Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada itu menyebut mendukung Prabowo sebagai jihad.

"... Bukan cuma jihad nasionalisme. Kita tidak hanya mendukung Bapak Prabowo, tetapi hanya visi besar Pak Prabowo sebagai titisan Allah SWT...," ujar Nurcahaya berapi-api disambut tepuk tangan hingga teriakan para simpatisan Prabowo-Hatta yang hadir.

Beragam komentar kemudian bermunculan. Akun Pelangie Indah menulis, "Menit ke 3.48 sy ga salah dengar nich???? Pak Prabowo sebagai titisan Allah Swt ???? Sejak kapan Allah punya titisan?? Astaghfirullah, benar2 dah keblinger. Para pendukungnya diam saja ??"

Sementara akun Ratna Hastuti berkomentar, "...cuma bisa ngelus dada n isthifar lihat tingkah prahara n pendukungnya."

"... ini sudah S3 bodohnya minta ampun, stres apa gara2 g masuk parlemen," tulis pemilik akun @Chabibi07.

Setelah ramai dibicarakan publik, Nurcahaya mengaku dirinya "keseleo lidah" saat berorasi.

"Saya sebenarnya tidak bermaksud mengatakan Pak Prabowo sebagai titisan Allah. Saya saat itu ingin mengatakan Pak Prabowo adalah sosok 'titipan' Allah untuk membawa rakyat Indonesia jadi sejahtera. Tapi saya keseleo lidah," kata Nurcahaya ketika dihubungi seperti dikutip Tribunnews.com.

Nurcahaya mengatakan, ia beberapa kali keseleo lidah saat berorasi, misalnya, ia mengatakan bahwa sidang perdana MK digelar pada 6 Juli 2014. Padahal, sidang itu digelar pada 6 Agustus 2014.

"Saya, Nurcahaya, adalah seorang muslimah. Saya benar-benar mengerti dalam Islam tidak ada 'anak Tuhan' atau titisan Tuhan. Jadi, soal pidato saya itu benar-benar disebabkan keseleo lidah," akunya.

"Saya minta maaf kalau ada pihak yang kurang nyaman atas kata 'titisan' Allah. Itu karena saya keseleo lidah, seharusnya saya ingin bilang Pak Prabowo 'titipan' Allah di zaman ini yang bisa membawa visi besar Indonesia," tutur Nurcahaya.

Perempuan yang sempat menjadi caleg DPR dari Gerindra di dapil Banten III itu juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang mau mengoreksi kesalahannya.

"Itu artinya, mereka masih peduli dan menginginkan saya bertata bahasa yang benar. Jadi, sekali lagi, saya meminta maaf karena keseleo lidah menyebut Pak Prabowo sebagai titisan Allah," tandasnya.

Berikut ini video Nurcahaya di YouTube:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com