JAKARTA, KOMPAS.com - Rakyat Indonesia diminta kembali membangun persatuan dan kesatuan, setelah sempat "terbelah" menjadi dua kubu selama berlangsungnya Pemilu Presiden 2014. Tugas rakyat saat ini adalah menjaga dan mengawal pemerintahan baru kedepan.
"Kini tidak ada satu, tidak ada dua. Yang ada tiga, persatuan Indonesia," ujar tokoh agama yang juga anggota Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia, Romo Benny Susetyo, seusai jumpa pers di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2014).
Ia mengatakan, rakyat Indonesia telah berhasil menyikapi pilpres kali ini dengan rasa puas dan legawa. Siapa pun pemenangnya, kata dia, merupakan kemenangan bersama rakyat Indonesia. "Di atas perbedaan kita bersatu karena jiwa kita adalah Indonesia," ujar Benny.
Sementara itu, Frans Magnis Suzeno mengimbau agar masyarakat bisa betul-betul menerima hasil dari Pilpres 2014. Perbedaan pandangan selama pilpres tidak boleh memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa. "(Presiden terpilih) presiden kita semua, dalam rangka NKRI hidup bersama dengan baik," ujar dia.
Pesan yang sama juga disampaikan oleh presiden terpilih Joko Widodo dalam pidato kemenangannya di atas kapal pinisi di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (22/4/2014) malam. Jokowi mengatakan bahwa kemenangannya adalah kemenangan rakyat. Ia juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk kembali ke takdir sejarahnya sebagai bangsa yang bersatu; bangsa yang satu, bangsa Indonesia (baca: Ini Pidato Politik Perdana Jokowi sebagai Presiden Terpilih).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.