JAKARTA, KOMPAS.com — Para tokoh lintas agama mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk kembali berangkulan setelah melewati proses Pemilu Presiden 2014. Mereka menilai, pemilu kali ini memberikan pelajaran kepada bangsa Indonesia untuk lebih dewasa dalam berdemokrasi.
"Kita harus menghindari perpecahan dan tetap menjaga persatuan bangsa," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, saat jumpa pers di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Secara khusus, Din juga mengajak kepada umat Islam dalam momentum bulan Ramadhan kali ini untuk tidak melakukan hal-hal di luar batas-batas yang telah diajarkan. Mereka yang kecewa, pesan Din, agar tidak larut dalam kesedihan yang melampaui batas.
Selain Din, sekitar 20 tokoh lintas agama juga terlihat hadir. Mereka di antaranya adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Umar Shihab, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Andreas A Yewangoe, dan tokoh Katolik dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Agus Ulahayana.
Selain itu, ada juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Nyoman Udayana, Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Rusli Tan, dan Wakil Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Uung Sendana.
Andreas juga mengajak kepada masyarakat untuk bersatu kembali setelah perhelatan pilpres. Menurut dia, tantangan ke depan yang lebih penting adalah bagaimana mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
"Saya juga menghargai warga bangsa Indonesia yang semakin dewasa dan semakin cerdas dalam berdemokrasi," ucap Andreas.
Semua perwakilan tokoh agama pun mengutarakan hal yang serupa. Mereka berharap perbedaan dan perselisihan yang terjadi selama pilpres bisa kembali cair seperti sedia kala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.