JAKARTA, KOMPAS.com — Aliansi buruh yang mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjamin tidak akan ikut turun ke jalan saat pengumuman pemilu presiden oleh Komisi Pemilihan Umum, Selasa (22/7/2014). Koordinator Nasional Aliansi Rakyat Merdeka, Jumhur Hidayat, mengatakan, aksi menurunkan buruh ke jalan justru akan membuat suasana menjadi tidak kondusif.
"Kita berharap kalau memang tidak puas dengan keputusan KPU gugat secara konstitusional ke Mahkamah Konstitusi. Kita tidak ingin huru-hara," kata Jumhur saat konferensi pers di Dapur Selera, Jakarta, Senin (21/7/2014) petang.
Hadir dalam kesempatan itu perwakilan aliansi buruh lainnya, yakni KSBSI, Gaspermindo, SPN, SBSI 1992, FSPOI, RTMM-SPSI, dan DPD SPSI Banten. Apalagi, lanjut dia, Jokowi sendiri sudah menginstruksikan kepada seluruh pendukung, relawan, dan simpatisan untuk tidak turun ke jalan. Menurut dia, instruksi tersebut sangat tepat mengingat panasnya suhu politik saat ini.
"Teman teman yang berpotensi membuat ricuh, itu kan biasanya relawan, simpatisan, karena itu kita dan teman-teman relawan yang ada di gerakan buruh Indonesia, kita sepakat menjauhi cara seperti itu," ujarnya.
Hal serupa disampaikan oleh Anggota Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Andi William Sinaga. Andi justru mengkritik Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang berniat turun ke jalan.
"Kalau ada buruh yang turun ke jalan, saya berani pastikan itu buruh palsu. Kita buruh riil tidak akan seperti itu," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.