Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bayangan Kabinet Versi JK

Kompas.com - 21/07/2014, 15:46 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Calon wakil presiden Jusuf Kalla menginginkan kabinet pemerintahannya nanti diisi oleh figur profesional yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.

Namun, Kalla mengaku belum melakukan pembicaraan lebih rinci bersama calon presiden Joko Widodo terkait susunan kabinet karena belum ada pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang pemenang Pemilu Presiden 2014.

Selain belum ada keputusan KPU, Kalla juga menyatakan bahwa pihaknya ingin fokus dan memastikan kemenangannya. Setelah dipastikan menang, pembicaraan mengenai kabinet baru akan dilakukan dengan mempertimbangkan usulan dari seluruh partai pendukung.

"Kita semua fokus pada pemenangan. Setelah ini kan ada waktu cukup sekitar tiga bulan. Jadi, pastilah kita bicarakan, mungkin bulan-bulan depan," kata JK, di kediamannya, Jakarta Selatan, Senin (21/7/2014).

Kalla menegaskan, pihaknya tak akan melakukan lelang jabatan untuk posisi menteri. Alasannya ialah karena lelang jabatan dinilai hanya dapat diterapkan pada posisi lain dengan kandidat yang berasal dari dalam lembaga bersangkutan.

Menurut JK, pertimbangan wajib dalam memilih menteri kabinet adalah keahliannya. Figurnya bisa berasal dari mana saja, murni profesional, atau dari kalangan profesional yang berasal dari partai politik.

Bagi JK, yang terpenting adalah rekam jejak, kemampuan, dan integritas figur tersebut.

"Juga harus bersifat gotong royong, dari profesional dan dari orang partai yang profesional dengan jumlah yang kita atur," ujarnya.

Ia memberi contoh saat menyusun kabinet bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 lalu. Dalam kabinetnya, 15 posisi menteri diisi oleh kalangan profesional murni dan 20 posisi menteri diisi profesional dari dalam partai pendukung.

"Intinya harus profesional, tidak berarti di kalangan partai tidak ada profesional," ucap politisi Partai Golkar itu.

Selanjutnya, imbuh JK, pihaknya juga akan mempertimbangkan keterwakilan wilayah-wilayah besar di Indonesia. Selain itu, akan ada juga pertimbangan keterwakilan semua agama di Indonesia, keterwakilan perempuan, dan kombinasi sipil-militer.

"Tergantung bidangnya, seperti menteri keuangan itu harus dari tenaga profesional murni, sama dengan BUMN. Ini contoh ya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com