JAKARTA, KOMPAS.com — Kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla diminta belajar sportivitas dari ajang Piala Dunia 2014. Meski ajang yang dimenangi oleh Jerman itu berlangsung keras dan sengit, tetapi semua tim tetap bisa bermain secara sportif.
"Boleh main keras, tapi tunduk pada keputusan wasit. Begitu pula dalam pilpres ini, kontestan pilpres boleh bersaing keras, tapi nanti harus bisa menerima apa pun yang diputuskan oleh wasit, yaitu Komisi Pemilihan Umum," kata peneliti senior Indonesian Public Institute Karyono Wibowo dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (18/7/2014).
Dia mengharapkan kedua capres pada penetapan presiden terpilih 22 Juli mendatang bisa mengedepankan sikap negarawan, khususnya bagi pasangan yang kalah. Menurut dia, saat ini ada calon presiden yang sudah mengatakan untuk siap kalah dan menerima keputusan rakyat.
Dia berharap pernyataan itu tidak sekadar ucapan di mulut saja. "Jangan lip service saja, tapi perilakunya tidak seperti itu. Pilpres 2014 sedang menunggu detik-detik akhir, kenegarawanan para capres salah satunya bisa diukur dari kesiapan menerima kekalahan," ujarnya.
Selain belajar dari sepak bola, menurut Karyono, kedua pasang capres juga bisa belajar dari bagaimana tradisi politik yang diterapkan founding fathers seperti Soekarno, Hatta, atau Sutan Syahrir saat pasca-kemerdekaan dulu. Meski ada perbedaan ideologi, menurut dia, mereka tetap saling menghormati satu sama lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.