Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2014, 11:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Harian Kompas menggelar hitung cepat atau quick count pemilu presiden 2014. Hitung cepat secara nasional akan dimulai sejak pukul 11.00 WIB atau berakhirnya pemungutan suara di wilayah Indonesia timur pada pukul 13.00 WIT.

“Hitung cepat adalah sebuah metode yang handal untuk memantau hasil pemilu. Prosesnya adalah dengan menghitung presentase hasil pemilu di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang dipilih secara acak dengan metode statistik,” tulis pihak Litbang Kompas dalam keterangan resmi, Rabu pagi.

Kompas sudah berkali-kali menggelar hitung cepat. Terakhir, hitung cepat dilakukan ketika pemilu legislatif 9 April 2014.

Dalam Pilpres kali ini, Litbang Kompas mengambil sampel 2000 TPS. Jika rata-rata jumlah pemilih yang terdaftar di setiap TPS sebanyak 393 orang, maka sampel pemilihnya mencapai 786.000 orang.

Adapun jumlah populasi TPS di Indonesia mencapai 478.685 TPS, dengan jumlah pemilih mencapai 188.268.423. Dengan demikian, batas kesalahan (margin of error) Hitung Cepat Kompas untuk TPS adalah plus minus 2,2 persen, sementara untuk pemilih adalah plus minus 0,11 persen. Tingkat kepercayaan Hitung Cepat Kompas sebesar 95 persen.

Teknik penarikan sampel dilakukan secara acak sistematis klaster dengan ukuran proporsional (probability proportional to size/PPS). Teknik ini yang membedakan Hitung Cepat Kompas dengan quick count lain. Alasan digunakan teknik klaster adalah karena ingin mendapatkan sampel TPS yang jumlah pemilihnya banyak.

Untuk menjaga kredibilitas dan independensi, kegiatan rangkaian riset pemilu dan hitung cepat dilakukan secara mandiri, baik pelaksanaan maupun pembiayaannya. Jumlah tenaga relawan yang mendukung proses Hitung Cepat Kompas terdiri dari tenaga lapangan sebanyak 2.478 orang, tenaga pengolah data sebanyak 108 orang, informan untuk wilayah remote sebanyak 94 orang, dan narasumber data lapangan sebanyak 8.000 orang.

Seluruh proses pengumpulan dan pengolahan data Hitung Cepat ini akan dipublikasikan secara langsung melalui berbagai platform Media. Media yang akan menyebarkan adalah KompasTV, Trans7, Kompas.com, Tribunnews.com, dan Radio Sonora.

Untuk Harian Kompas akan dipublikasikan pada 10 Juli 2014 beserta tulisan analisisnya yang dipadukan dengan data survei exit poll.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com