Oleh karena itu, menurut Qodari, Jokowi-Kalla tampaknya harus bekerja keras dalam debat malam nanti. "Dalam temuan ini, kelihatan Jokowi-JK harus bekerja lebih keras dalam acara debat supaya performance (penampilan)-nya lebih baik," kata Qodari di Jakarta, Sabtu (5/7/2014).
Dia mengatakan, debat merupakan momen para capres/cawapres beradu gagasan atau beradu ide. Dalam debat, seorang capres/cawapres dinilai baik atau buruknya melalui pernyataan mereka.
"Dalam debat tidak bisa ngomong 'nanti kita lihat pembuktiannya' karena yang namanya debat kan acara adu ngomong, adu retorika. Jadi seseorang dinilai baik atau tidak itu dari omongannya, adu gagasan, adu ide, debat itu penting," ujar Qodari.
Drektur Political Communication (Polcomm) Institute Heri Budiarto menilai, penampilan calon dalam debat bisa mempengaruhi undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihannya. Melalui debat, para capres/capwapres sedianya meyakinkan mereka.
"Prabowo dalam debat bicara hal-hal mikro itu ada, dan Jokowi yakinkan pemilih dengan bicara hal makro. Psikologis orang memilih kann ada tahapannya. Orang yang galau, swing voters kan perlu keyakinan apakah capres yang dipilih sesuai keyakinan?" ujarnya.
Heri mengatakan, pasangan calon mana yang bisa menaklukan undecided voters melalui debat nanti malam adalah calon yang akan menang dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang. Menurut data Polcomm Institute, golongan undecided voters jumlahnya sekitar 9,7 persen.