Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemred "RCTI" dan Jurnalis Senior Debat soal Independensi Media

Kompas.com - 02/07/2014, 15:46 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemimpin Redaksi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Arya Sinulingga dan jurnalis senior sekaligus CEO Watchdog, Dandhy Dwi Laksono, berdebat mengenai independensi media menjelang menjelang pemilu presiden. Dandhy mengaku ditantang Arya sehingga memutuskan untuk memenuhi undangan debat tersebut.

Diskusi bertema "Demokrasi di Newsroom dan Etika Jurnalistik" tersebut dilaksanakan di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (2/7/2014). "Diskusi ini bukan untuk mempertentangkan siapa yang benar dan siapa yang salah," kata moderator yang juga anggota Dewan Pers, Nezar Patria.

Nezar mengatakan, perdebatan ini diangkat setelah menghangatnya perdebatan di media sosial Twitter antara Arya dan Dandhy soal independensi RCTI. Kemudian, kata dia, muncullah ide bagi Dewan Pers untuk memfasilitasi dialog di antara keduanya.

Dandhy mengatakan, kedatangannya untuk menjawab undangan Arya. Dia menyebut, Arya berkali-kali mengungkapkan keinginannya untuk bertemu secara langsung dengannya.

"Saya juga pernah bekerja di lingkungan MNC Group (RCTI salah satu bagian MNC Group). Saya juga pernah berdiskusi sebelumnya dengan Hary Tanoesoedibjo (pemilik MNC Group)," ucapnya.

Sementara itu, Arya mengatakan bahwa undangan tersebut diajukan karena dia senang berdiskusi. Menurut dia, perdebatan di media sosial Twitter cenderung tidak jelas yang berujung debat kusir.

"Banyak orang mengatakan 'ngapain kau layani Dandhy'. Akan tetapi, buat saya, berdiskusi itu sangat penting," tandasnya.

Perdebatan ini bermula ketika adanya video di YouTube yang berisi rekaman percakapan antara Pemred RCTI Arya Sinulingga dan mantan Produser News Seputar Indonesia, Raymond Arian Rondonuwu, soal berita dugaan bocornya materi debat pertama calon presiden antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo.

Dalam video tersebut, Arya diduga memarahi Raymond karena protes saat diminta menayangkan berita tentang dugaan bocornya materi debat capres ke kubu Joko Widodo yang ditayangkan Seputar Indonesia pada 12 Juni 2014. Atas dasar itu, Arya kemudian memberikan surat peringatan (SP3) kepada Raymond.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com