Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Hari Penyebab Jusuf Kalla "Tumbang"...

Kompas.com - 01/07/2014, 00:07 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam lima hari sebelum debat antar-kandidat peserta Pemilu Presiden 2014, Minggu (29/6/2014), calon wakil presiden Jusuf Kalla menyambangi tak kurang dari 18 kota di seluruh Indonesia.

Perjalanan tersebut ditempuh, baik lewat jalur udara maupun jalan darat. "Maraton" ini disebut sebagai alasan Kalla dibawa ke rumah sakit seusai debat antar-calon wakil presiden pada Minggu malam itu.

"Wartawan yang ikut saja tumbang bergantian. Saya juga tumbang sekarang," kata juru bicara Kalla, Husain Abdullah, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (30/6/2014).

Husain mengatakan, Kalla dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo oleh istrinya, Mufidah, begitu acara debat usai.

Dalam siaran pers-nya itu, Husain mengatakan "reli" perjalanan Kalla dimulai pada Selasa (24/6/2014). Rombongan Kalla berangkat dari Jakarta menuju Lampung untuk kampanye dan berlanjut ke Bengkulu dan Batam.

Pada Rabu (25/6/2014), Kalla terbang dari Batam menuju Kota Bandung, Jawa Barat. Seusai acara di Kota Bandung, lelaki berumur 72 tahun ini langsung beranjak lagi, kali ini ke Kota Banda Aceh.

Menjelang petang, Kalla sudah berada di Jakarta dan menjalani verifikasi harta kekayaannya di Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hanya beberapa jam beristirahat di Jakarta, pada Kamis (26/6/2014), Kalla sudah melanjutkan perjalanan ke Semarang, Jawa Tengah, berlanjut ke Kendal dan Demak. Pada malam itu Kalla beristirahat di Semarang.

Pada Jumat (27/6/2014), Kalla melanjutkan kegiatannya di Jawa Tengah, dengan aktivitas di Pekalongan. Dari kota ini, Kalla kembali ke Semarang untuk terbang menuju Kalimantan Tengah, tepatnya ke Kota Pangkalan Bun.

Dari Pangkalan Bun, Kalla dan rombongannya bertandang ke Kota Tarakan, lalu ke Kota Balikpapan. Pada Sabtu (28/6/2014), Kalla baru kembali ke Pulau Jawa, langsung menuju Kota Bogor.

Dari kota hujan tersebut, Kalla melanjutkan kegiatan pada Sabtu malam di Jakarta untuk mengikuti serangkaian acara, termasuk shalat tarawih.

"Perjalanan tak kenal lelah dengan waktu tidur singkat ini tak pelak membuat anggota rombongan JK benar-benar dituntut dengan fisik yang prima," kata Husain. Kondisi ini juga yang membuat Kalla dan rombongan beristirahat di Jakarta sepanjang Minggu (29/6/2014).

Pada Minggu malam, Kalla harus mengikuti debat antar-calon wakil presiden seusai shalat tarawih. Rangkaian kegiatan tanpa jeda ini, kata Husain, membuat Mufidah mengkhawatirkan kondisi Kalla dan membawanya ke rumah sakit.

Husain tak menyebut perihal muntah dan mual yang dialami Kalla sebelum debat. Sebelumnya, juru bicara pasangan Joko Widodo-Kalla, Anies Baswedan, juga menyebarkan siaran pers tentang kondisi kesehatan Kalla.

"Ini puasa hari pertama, banyak yang kaget secara fisik. Pak JK kebetulan beliau mempunyai penyakit gejala mag yang kambuh, kemarin sebelum debat cawapres dilaksanakan," kata Anies, dalam siaran pers, Senin.

Menurut Anies, hari pertama Ramadhan memang mempunyai dampak yang berbeda pada setiap orang. Banyaknya aktivitas, kata dia, terkadang menyebabkan gangguan penyakit yang biasanya minor menjadi muncul ke permukaan.

Anies menjelaskan, sebelum naik ke panggung debat, Minggu, Kalla mengalami mual dan muntah-muntah. "Sudah diendoskopi dan tidak apa-apa. Sekarang Pak JK sudah istirahat di rumah," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com