JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, meyakini fenomena politik Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 akan terulang pada Pilpres 2014. Ia menyebut beberapa indikatornya telah nampak, yakni maraknya kampanye hitam lalu disusul hasil survei yang mengunggulkan kubu lawan.
Hasto menyampaikan, Pilgub DKI 2012 memberi banyak pelajaran, yaitu tingginya angka masyarakat pemilih yang menyembunyikan pilihannya sebelum tiba waktu pencoblosan karena diterpa kampanye hitam dan hasil survei bayaran. Kini, Hasto semakin yakin perolehan suara Jokowi di pilpres akan mengejutkan ketika terus diserang dan hasil survei dijadikan alat pelengkap serangan tersebut.
"Masyarakat punya mekanisme menyembunyikan pilihan. Ketika Jokowi terus diserang dan survei dijadikan alat, maka fenomena Pilgub Jakarta akan kembali terjadi," kata Hasto, di Jakarta, Minggu (29/6/2014).
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu mengaku tak ingin hanya berpatokan pada hasil survei untuk memetakan kemenangan Jokowi-Kalla. Menurut Hasto, potret di lapangan menunjukkan warna sebenarnya bahwa dukungan publik untuk Jokowi-Kalla sangat besar dan terus bertambah.
Hasto melanjutkan, penyembunyian masyarakat pada preferensi pilihan di pilpres sangat menguntungkan pihaknya. Setidaknya, kata Hasto, saat ini ada kecenderungan lembaga survei yang digunakan sebagai alat pemenangan oleh calon tertentu.
"Sederhananya, ketika Jokowi datang, di situlah rakyat bergerak dengan penuh semangat dan rasa senang. Kekuatan perubahan memang tidak terbendungkan," pungkas Hasto.
Secara terpisah, Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Kalla, Tjahjo Kumolo sependapat dengan Hasto. Ia tak ingin menggubris hasil survei yang dilakukan di saat maraknya serangan hitam untuk Jokowi.
Tjahjo optimistis Jokowi-Kalla akan memenangkan pilpres. Pasalnya, pemilih mengambang yang belum mengungkapkan pilihannya diyakini pada akhirnya akan memilih Jokowi-Kalla.
"Hasil survei itu dilakukan saat puncak serangan hitam, pasti berpengaruh terhadap dinamika persepsi masyarakat," kata Tjahjo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.