Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Ruhut Ngomong "Belepotan", tetapi Tak Korupsi

Kompas.com - 25/06/2014, 12:37 WIB


MANADO, KOMPAS.com —
Pemilih di Sulawesi Utara menjadi target tokoh-tokoh ternama yang tergabung dalam Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Tim Pemenangan Jokowi-JK yang dikomandoi Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan beramai-ramai turun ke Sulut. Di antara tim tersebut ada Alwi Shihab, Suadi Marassabesy, dan pendukung baru di kubu ini, yakni Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul.

Luhut pun mengaku kaget melihat antusiasme warga Sulut terhadap pasangan Jokowi-JK. Jika sebelumnya ia kurang yakin, kini Luhut meyakini bahwa Jokowi-JK bisa meraih 80 persen suara di Sulut.

"Tadinya saya berpikir 20-80, sekarang terbalik, kita yang 80 persen," kata Luhut dalam kunjungannya ke markas Tribun Manado di Jalan AA Maramis Kairagi, Selasa (24/6/2014) malam.

Dia juga menjelaskan peta kekuatan di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten yang terus membaik. "Sekarang menanjak, saya dan Pak Alwi sudah keliling dan semakin yakin," katanya.

Dalam kunjungannya ke Sulut, Luhut mengajak Ruhut ke Gereja GMIM Immanuel Tanawangko untuk mengikuti diskusi tentang pluralisme yang digelar oleh Gereja Protestan Indonesia. Hadir dalam diskusi itu Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK Sulut SH Sarundajang dan Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut Olly Dondokambey.

Keberadaan Ruhut, menurut Luhut, bakal mampu memberikan warna berbeda sebab Ruhut hingga saat ini merupakan kader yang dianggapnya bersih dari korupsi.

"Sampai hari ini, Ruhut tidak terlibat korupsi. Bersihlah. Lebih baik ngomong belepotan tapi bersih, daripada kesannya baik tapi ternyata korupsi," kata Luhut disambut tawa.

Luhut pun mengingatkan agar Ruhut tidak bicara macam-macam seperti yang kerap dilakukan sebelumnya. "Saya sudah bilang, sudahlah enggak usah ngomong yang aneh-aneh, nanti saja," kata Luhut yang disambut senyum oleh Ruhut.

Pada kesempatan itu, Luhut menyinggung banyaknya isu, termasuk isu tidak netralnya para pejabat, TNI, serta Polri. Dia sudah mengingatkan kepada siapa saja, khususnya TNI dan Polri, untuk netral dalam pemilu.

"Kalau sampai mereka tidak netral, maka lihat saja," katanya berapi-api.

Sementara itu, di Sulut, kubu Prabowo-Hatta menurunkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Hashim Djojohadikusumo. Bagi Hashim, yang merupakan adik kandung Prabowo, tanah Minahasa tidaklah asing lagi. Sebab, sang ibu, Dora Sigar, berasal dari Langowan, Minahasa.

Hashim pun meluncur ke Sinode GMIM di Tomohon. Hashim berdialog dengan Ketua BPMS Sinode GMIM, HWB Sumakul, dan para pengurus BPMS.

Pada kesempatan itu, Hashim melakukan klarifikasi atas kampanye hitam yang menyebut Prabowo akan mengganti Pancasila dengan hukum syariah. Dia menegaskan bahwa Prabowo tak akan mengganti Pancasila. Bagi Prabowo, kata Hasim, Pancasila sudah menjadi harga mati di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Masyarakat jangan mudah percaya dengan black campaign ini. Beliau begitu menghargai kemajemukan karena lahir dari keluarga yang majemuk. Buktinya, selama 27 tahun bertugas di TNI, Prabowo sudah nyaris tewas empat kali karena diberondong peluru untuk mempertahankan keuntuhan NKRI," kata Hashim.

Untuk itu, dia punya keyakinan, Prabowo-Hatta akan menang. Bahkan, dalam sejumlah survei, menurut Hashim, pasangan Prabowo-Hatta sudah unggul 4 persen dari Jokowi-JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com