"Demokrasi harusnya partisipatif. Mendengar apa mau rakyat," ujar Jokowi dalam talkshow di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat (20/6/2014) pagi.
"Media asing menyebut yang saya jalankan ini adalah demokrasi jalanan, street democracy. Ya memang, ini demokrasi jalanan," lanjut Jokowi.
Jokowi berpendapat bahwa demokrasi harus menyejahterakan, bukan menebar ketakutan. Oleh sebab itu, blusukan-nya ke kampung-kampung, pinggir kali, sawah-sawah, hingga ke pasar-pasar ialah dalam rangka mendengar apa yang diinginkan rakyat.
"Saya maunya warga berpartisipasi. Gol akhir itu harus demokrasi yang menyejahterakan, bukan menakutkan," ujar Jokowi.
"Percuma membuka kebebasan pers, orasi di mana-mana, demonstrasi semuanya, tapi tidak menyejahterakan," lanjut Jokowi.
Jokowi menambahkan, dari aksi blusukan, baik sebagai Wali Kota Surakarta maupun Gubernur DKI Jakarta, pemerintahannya mengeluarkan sejumlah kebijakan yang pro-rakyat. Dua di antaranya ialah Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar.
Acara di UMS tersebut merupakan bagian dari safari politik Jokowi di jalur pantai utara Jawa. Kebetulan, UMS mengundang Jokowi untuk menjadi salah satu narasumber. Sejumlah tokoh Muhammadiyah hadir, yakni Malik Fadjar, Syaiful Mugni, dan Abdul Munir Mulkhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.