Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hasyim Muzadi yang Sempat Meragukan Jokowi

Kompas.com - 18/06/2014, 06:17 WIB
Indra Akuntono

Penulis


SITUBONDO, KOMPAS.com
— Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hasyim Muzadi, ternyata sempat terpengaruh isu negatif tentang calon presiden Joko Widodo. Ia mengaku memerlukan waktu untuk mencari klarifikasi hingga akhirnya memastikan dukungannya untuk pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Hal itu diungkapkan Hasyim saat menjadi pembicara dalam sebuah pengajian di Pondok Pesantren An-Nur, Dusun Bangeran, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (17/6/2014) malam.

Hasyim mengisahkan, pada Minggu (18/5/2014), atau satu hari sebelum Jusuf Kalla ditetapkan sebagai cawapres Jokowi, ia mendapatkan telepon dari seseorang di Jakarta. Melalui saluran telepon itu, Hasyim mendapat kabar bahwa ada dua nama yang paling berpeluang menjadi cawapres Jokowi, yakni Kalla dan Ketua KPK Abraham Samad. Masih melalui telepon, orang yang identitasnya dirahasiakan Hasyim itu bertanya mengenai siapa figur yang paling tepat mendampingi Jokowi.

Hasyim mengatakan, ia memilih Kalla menjadi cawapres Jokowi, dan Abraham diposisikan di tempat lain sesuai dengan kapasitasnya.

"Dua-duanya orang baik," kata Hasyim.

Satu hari setelah Kalla dideklarasikan sebagai cawapres Jokowi, Hasyim menyatakan mendukung Jusuf Kalla. Dukungan itu disampaikan secara terbuka saat bertemu dengan beberapa pewarta dari berbagai media. Namun, saat itu, ia tak menyatakan memberi dukungan kepada Jokowi. Alasannya, karena banyak isu negatif tentang Jokowi yang beredar dan saat itu belum terkonfirmasi.

Ia menyebutkan, isu tentang Jokowi yang paling mengganggu adalah mengenai agama, capres boneka, antek asing, dan Jokowi yang disebut bukan keturunan pribumi. Hasyim lalu meminta orang terdekatnya untuk mengklarifikasi isu-isu tersebut.

"Karena Jokowi orang Surakarta, maka saya melakukan klarifikasi ke pengurus cabang NU Surakarta. Alhamdulillah, semua isu itu tidak benar. Ketika fitnah itu tak terbukti, mulailah saya menyebut mendukung Jokowi-JK," ujarnya.

Hasyim berharap, jika Jokowi-Kalla memenangi Pilpres, akan terbangun sebuah pemerintahan yang seimbang. Agama sebagai aspek terpenting, dan negara menjadi sarana untuk menjamin kehidupan yang tenteram, toleran, taat hukum, dan sejahtera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com