JAKARA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, tim teknis Indonesia dan Malaysia akan bertemu pada Rabu (18/6/2014) untuk membicarakan kelanjutan kasus pembangunan mercusuar di Tanjung Datuk, Kepulauan Sambas, Kalimantan Barat. Pembicaraan ini akan difokuskan pada penentuan koordinat lokasi mercusuar.
"Jadi, pertemuannya sengaja teknis antarkedua negara. Ini untuk memverifikasi koordinat suar, apakah di negara kita atau mereka," ujar Marty ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (16/6/2014).
Pertemuan kali ini, menurut Marty, sengaja dilakukan oleh tim teknis tanpa campur tangan kepentingan politik. "Saya pikir itu yang paling baik," tambahnya.
Sebelumnya, Senin (19/5/2014), Lanal Pontianak mendapat kabar tentang dugaan pelanggaran tersebut pada Sabtu (17/5/2014), dari Kantor Distrik Navigasi di Pontianak. Menurut informasi itu, ada pemasangan suar oleh pihak Malaysia di wilayah tersebut. Kemungkinan, pemasangan suar tersebut telah melanggar batas wilayah Indonesia.
Lanal Pontianak mengirimkan kapal SSA dan membuat foto udara menggunakan pesawat TNI AL. Namun, pada Minggu (18/5/2014), pemasangan suar masih berlanjut. Dari Koarmabar TNI AL di Jakarta, kapal KRI juga dikabarkan telah bertolak ke perairan tersebut untuk memastikan informasi dugaan pelanggaran wilayah itu.
Konfirmasi soal dugaan pelanggaran wilayah datang dari perwira di Lanal Pontianak yang mensyaratkan anonimitas.
Tanjung Datuk merupakan wilayah perbatasan di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Wilayah ini mencakup area Gosong Niger di wilayah laut dan Camar Wulan di wilayah darat yang masih masuk wilayah sengketa dengan Serawak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.