"Setyardi itu pemuja kekuasaan, dia berbohong karena mengatakan sebagian besar pembiayaan tabloid itu berasal dari kantongnya sendiri," kata Hasto di Jakarta, Senin (16/6/2014).
Hasto mengerti betul bagaimana Setyardi telah sejak lama memosisikan diri berseberangan dengan Jokowi. Hal itu tampak pada Pilkada DKI Jakarta 2012 ketika Setyardi mendukung Fauzi Bowo yang menjadi rival Jokowi.
Dengan alasan itu, Hasto mengaku bingung ketika Setyardi muncul dalam acara diskusi dengan mengenakan kemeja kotak-kotak. Ia menganggap, kemunculan Setyardi saat itu hanya bagian dari taktik untuk mencitrakan diri sebagai pendukung Jokowi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Hasto, ada dana sekitar Rp 20 miliar yang digelontorkan untuk merusak citra Jokowi. Salah satu caranya dengan menyebar berita fitnah melalui tabloid Obor Rakyat.
"Hukum harus ditegakkan. Karena virus tabloid Obor Rakyat menjadi model penghancuran nama baik calon yang populer di mata rakyat, merusak tradisi demokrasi yang damai dan sehat," ujarnya.
Tabloid Obor Rakyat beredar di sejumlah pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (baca: Ini Alasan Setyardi Sebarkan "Obor Rakyat" ke Pesantren). Tabloid ini berisi kampanye hitam terhadap Jokowi-JK, tanpa menyebut narasumber dan penulis berita.
Edisi kedua tabloid itu mengangkat topik "1001 Topeng Pencitraan". Di dalamnya masih berisi hujatan terhadap Jokowi. Pada edisi pertama, tabloid Obor Rakyat mengangkat judul besar "Capres Boneka". Namun, tidak satu pun pemberitaan tentang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ada dalam tabloid tersebut (baca: Pemred "Obor Rakyat": Prabowo Belum Ada Bahan untuk Dikomentari).
Menurut Setyardi, tabloid ini disebarkan sebanyak 100.000 eksemplar setiap edisi. Biaya percetakan hingga pendistribusian disebut sebagian besar berasal dari kantong pribadi, dan hanya sebagian kecil dari sumbangan pihak ketiga.
Setyardi adalah staf dari Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah Velix Wanggai. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat terganggu dengan pemberitaan soal tabloid Obor Rakyat. Ia memastikan, akan ada investigasi dan tindakan dari Sekretariat Kabinet yang mengoordinasi perangkat di bawah staf khusus (baca: SBY Terganggu, Staf Istana Terlibat "Obor Rakyat").
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.