Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Telusuri Perwira Tinggi yang Dukung Salah Satu Capres

Kompas.com - 04/06/2014, 12:08 WIB
Pepih Nugraha

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Tentara Nasional Indonesia tetap menjaga netralitas dalam Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 mendatang. Jika ada sinyalemen beberapa perwira tinggi TNI mendukung salah-satu calon presiden dan terang-terangan menyatakan keberpihakannya, TNI siap mengambil tindakan hukum.

"Kami (TNI) tidak memberi toleransi terhadap perwira tinggi TNI yang tidak netral dalam pemilihan presiden. Kami sedang menelusuri siapa saja perwira tinggi TNI yang terindikasi tidak netral dan segera mengambil tindakan hukum jika memang terbukti," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya, Rabu (4/6/2014), kepada Kompas.com, menanggapi salah satu tulisan warga di Kompasiana.

Penulis Kompasiana atau biasa disebut Kompasianer, Erika Avalokita, pada Selasa (3/6/2014) menayangkan tulisan berjudul "10 Juni Presiden akan Copot Panglima TNI atau KSAD". Sebagaimana tulisan warga di media sosial seperti Kompasiana, sumber yang digunakan penulis adalah media arus utama, baik media cetak, elektronik, maupun online. Akan tetapi, penulis warga biasa menyisipkan opininya setelah membaca berita faktual dari berbagai sumber. 

Fuad Basya menghormati warga yang menulis mengenai TNI di media sosial, tetapi TNI punya hak jawab atas opini yang ditulis warga tersebut, apalagi terkait dengan spekulasi sebagaimana tertulis dalam opini tersebut.

"Intinya, saat ini kami (TNI) sedang menelusuri siapa saja perwira tinggi TNI yang terindikasi tidak netral dalam Pilpres ini," katanya.

Menurut Fuad, TNI mendengar dan mencermati apa yang dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberi pengarahan kepada TNI beberapa waktu lalu. Dengan demikian, sinyalemen Presiden bukan hanya didengar, melainkan ditindaklanjuti.

Fuad menambahkan, TNI merupakan institusi yang paling konsisten pada keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemilihan presiden, menurut dia, pertaruhan nasional dari sisi keamanan sampai berakhirnya pelaksanaan Pilpres.

"Bagi TNI, siapa pun yang terpilih sudah pasti akan menjadi Panglima Tertinggi (Pangti), jadi TNI tidak akan bergabung ke salah satu calon presiden di antara mereka," katanya.

Dengan dasar itu, lanjut Fuad, TNI netral sepenuhnya dalam pelaksanaan Pilpres. TNI juga konsisten mengamankan jalannya pemilu pada lapis kedua. Sebagai lapis pertama pengamanan Pilpres adalah kepolisian (Polri).

"TNI siap bergerak jika Polri membutuhkan pasukan, khususnya pada hari-H pelaksanaan Pilpres. Nanti pasukan TNI pun digerakkan oleh Polri yang diberi tugas mengamankan jalannya Pilpres, itulah wujud netralitas TNI," jelas Fuad Basya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com