JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden Prabowo Subianto terlihat bugar saat mendatangi RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (23/5/2014) pagi ini. Namun, beberapa jam setelahnya, Prabowo keluar bersama pasangannya, Hatta Rajasa, dengan wajah yang terlihat bingung dan lelah.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Harris Bobihoe mengakui Prabowo memang cukup lelah setelah melewati rangkaian psikotes. Psikotes ini adalah tahap pertama yang harus dijalani setiap bakal capres dan cawapres dalam rangkaian tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto.
"Paling capek memang psikotes. Ya pusing lah, jawab 560 pertanyaan," kata Harris saat di RSPAD Gatot Subroto, Jumat.
Menurut Harris, psikotes selama ini memang menjadi tes yang paling sulit. Apalagi, lanjutnya, Prabowo sudah lama tak menjalani psikotes. "Dulu kan sering psikotes saat tentara dan terakhir 2009. Tapi setelah itu nggak ada," ujarnya.
Hal tersebut, sebut Harris, berbeda dengan Hatta Rajasa yang sudah sering melakukan psikotes karena kerap menjabat sejumlah jabatan negara. "Pak Hatta dulu selalu jadi pejabat negara, dan selalu psikotes. Lebih sering daripada Prabowo," ujarnya.
Saat ditanyakan lebih lanjut soal-soal yang dianggap memberatkan Prabowo, Harris mengaku tak tahu secara detil. Sementara untuk tes jasmani, Harris mengatakan, Prabowo bisa melaluinya dengan lancar kendati sudah puasa selama kurang lebih 12 jam. Dia pun menilai Prabowo juga tak melakukan persiapan spesial untuk tes kesehatan kali ini.
"Nggak minum jamu, nggak ada vitamin. Tidak ada yang spesial. Olahraga juga yang ringan-ringan saja. Biasanya treadmill, ini nggak. Hanya jalan-jalan biasa saja," imbuhnya.
Rangkaian pemeriksaan kesehatan yang harus dijalani pasangan bakal capres dan cawapres meliputi sejarah kesehatan, pemeriksaan kesehatan jasmani dan psikis, serta pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan kesehatan jasmani atau fisik meliputi pemeriksaan kondisi internal tubuh seperti pemeriksaan jantung, pembuluh darah, paru- paru, bedah, eurologi, ortopedi, saraf, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
Adapun pemeriksaan penunjang terdiri atas tes ultrasonografi abdomen, kardio, treadmill test, rontgen, tes dengan spirometer, audiometer, MRI, hingga CT scan. Sementara itu, pemeriksaan laboratorium meliputi tes darah dan urine yang terdiri dari hematologi, tes faal, ginjal, dan mencari ada atau tidaknya indikasi tumor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.